Menilik Rekam Jejak Mahfud MD di NU

Mantan Ketua MK Mahfud MD
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mohammad Mahfud MD, masuk menjadi salah satu bakal calon wakil presiden untuk Joko Widodo. Tapi di lingkungan Nahdlatul Ulama kemunculan nama Mahfud menuai pro dan kontra.

Mahfud: Sikap Presiden Jelas soal Pemilu 2024, Jangan Didesak Lagi

Ada yang mempertanyakan identitas ke-NU-an pakar hukum tata negara kelahiran Sampang, Madura, 13 Mei 1957, tersebut. Bagaimana sebenarnya rekam jejak Mahfud di ormas Islam terbesar di tanah air itu?

Berdasarkan data dari situs resmi NU, nu.or.id, yang dikutip VIVA, Kamis, 9 Agustus 2018, nama Mahfud masuk dalam kepengurusan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) periode 2012-2017. Di sana, dia menjadi Ketua Dewan Kehormatan.

Mahfud Bantah Nama Soeharto Dihilangkan dari Sejarah

Sementara, Wakil Ketua Dewan Kehormatan adalah Arief Mudatsir Mandan dan anggotanya adalah Sinta Nuriyah Wahid dan Ali Maschan Musa.

Pembentukan kepengurusan dilakukan pada Kamis, 1 Maret 2012 silam dalam rapat di ruang kerja Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan dihadiri Ketua Umum PP ISNU terpilih hasil kongres di Lamongan, Ali Masykur Musa, dan formatur bentukan.

Cabut Status Tersangka Nurhayati, Mahfud: Biar Orang Berani Melapor

Rapat dipimpin oleh Said Aqil dan Sekjen PBNU Marsudi Syuhud. Saat itu, Rois Aam PBNU KH Sahal Mahfudh dan Said Aqil ditempatkan sebagai pelindung kepengurusan PP ISNU. Sementara Wakil Ketua Umum PBNU As'ad Said Ali ditempatkan sebagai Ketua Dewan Penasihat. Sedangkan Marzuki Ali yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPR didaulat menjadi Ketua Dewan Ahli.

Saat itu Said Aqil menyatakan kepengurusan PP ISNU tersebut sengaja menempatkan sejumlah orang dengan berbagai latar belakang, termasuk partai politik yang berbeda-beda. Tujuannya untuk menunjukkan keberadaan kader NU yang tersebar di berbagai posisi penting di Indonesia.

"Tidak pandang bulu latar belakang politiknya, siapa yang berpeluang kami masukkan," kat Said.

Said menegaskan keberadaan sejumlah orang dengan berbagai latar belakang politik justru untuk mempertegas khitah 1926 yang menyatakan NU tidak berpolitik praktis. "Kita tunjukkan NU tidak berpolitik. Selama ini banyak sarjana NU yang belum nyambung, sekarang kami ingin PP ISNU jadi ajang silaturahmi untuk mereka mengembangkan diri," tutur Said.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M. Romahurmuziy alias Rommy melempar ciri-ciri calon pendamping Jokowi. Ciri pertama figur tersebut berinisial M. Selain itu, si tokoh itu akan melengkapi pola nasionalis-religius.

"Siapa cawapresnya? Yang jelas dia melengkapi pelangi NKRI, di mana presiden dan wapres selalu mengikuti pola nasionalis-religius. Desember 2017 lalu secara konsisten saya sampaikan," kata Rommy dikutip dari akun twitternya @M.Romahurmuziy, Rabu, 8 Agustus 2018.

"Serta sudah malang melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi, dan yang pasti seperti sudah saya tegaskan tidak akan keluar dari 10 nama yang saya pernah sampaikan Juli lalu. Siapa hayo? Selamat menebak," tambah Rommy.

Merujuk dari bocoran tersebut, memunculkan figur Mahfud MD. Sepak terjang Mahfud MD dalam pemerintahan cukup mentereng. Pria kelahiran Sampang, Madura, 61 tahun itu pernah menjadi menteri Hukum dan Perundang-undangan, dan menteri Pertahanan.

Sementara itu, intelektual muda NU, Zuhairi Misrawi, menegaskan Mahfud merupakan warga organisasi tersebut. Karena itu, dia tidak ragu bila warga nahdliyin mendukung Mahfud.

"Saya bersaksi Pak Mahfud MD itu kader NU, menjadi penasehat ISNU dan pernah menjadi penasehat GP Ansor. Warga NU akan mendukung Pak Mahfud," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya