- ANTARA/Jafkhairi
VIVA – Majelis Tinggi Partai Demokrat pagi ini menggelar rapat guna menentukan sikap pasang capres-cawapres mana yang akan didukung pada Pilpres 2019. Kemungkinan Demorat hengkang dari koalisi partai pengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pun terbuka lebar.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua mensinyalkan kekecewaan partainya atas keputusan Prabowo memilih Sandiaga sebagai wakilnya. Apalagi keputusan itu dinilai tidak dikoordinasikan dengan baik.
"Terjadilah mis-komunikasi, dua kali bertemu akhirnya Prabowo milih Sandiaga Uno," ujar Max ketika diwawancarai tvOne, Jumat 10 Agustus 2018, di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono, Jakarta.
Dia pun mengakui, Demokrat kecewa Prabowo tidak memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapresnya. Apalagi mengingat AHY merupakan salah satu kader muda terbaik partai.
"Survei AHY itu selalu di atas, harapan kami itu Prabowo bisa memilih dia, kebetulan hari ini usia dia genap 40 tahun dan cukup untuk menjadi pemimpin negara," ungkap mantan jurnalis senior televisi itu.
Keputusan Prabowo itu pun dinilai Max melanggar komitmen awal yang disepakati dengan Demokrat. Itu yang saat ini menjadi pertimbangan dalam rapat Majelis Tinggi pagi ini.
"Semua orang sudah tahu siapa yang sudah melupakan komitmen awal. Sama-sama kerja sama dengan menempatkan orang-orang yang sesuai. Biarpun SBY sudah menyampaikan memberikan kesempatan kepada Prabowo, namun tidak serta merta harus dipilih secara individu," tegas Max. (ren)