PPP soal Cawapres Jokowi: Kami Tanpa Ijtima tetapi Menggandeng Ulama

Wasekjen PPP Achmad Baidowi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lilis Khalisotussurur.

VIVA – Partai Persatuan Pembangunan atau PPP menganggap sikap Joko Widodo memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presidennya sebagai keputusan yang tepat. Jokowi dan partai politik dalam koalisi pun tak ada yang keberatan dengan sosok Ma’ruf Amin.

Pembangunan 1 Kota IKN Vs 40 Kota, Apa Rugi dan untungnya?

PPP mengklaim bahwa partai-partai dalam koalisi menyadari politik identitas masih cukup kuat belakangan ini. Karena itulah Jokowi dan koalisinya menyepakati memilih Ma’ruf Amin, yang diharapkan dapat meredam gejolak politik identitas itu.

Begitu pula di kubu Prabowo Subianto yang menganggap politik identitas sebagai bagian dari strategi. Tampak di antaranya keberadaan forum Ijtima Ulama yang kemudian merekomendasikan dua nama ulama, yakni Ustaz Abdul Somad dan Salim Segaf Al Jufri, meski pada akhirnya Prabowo Sandiaga Uno.

5 Poin Penting Kunjungan Jokowi ke Afrika

“Tetapi, kami (partai-partai dalam koalisi pendukung Joko Widodo) tanpa ijtima malah menggandeng ulama (Ma’ruf Amin),” kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi, dalam perbincangan dengan tvOne pada Sabtu malam, 11 Agustus 2018.

Namun, kata Baidowi, posisi Ma’ruf Amin sebagai pendamping Jokowi bukan berarti mereka ingin memainkan sentimen politik identitas dalam Pemilu Presiden tahun 2019. “Kami menampilkan Kiai Ma’ruf Amin bukan untuk menampilkan politik identitas, tapi justru ingin mengentikan politik identitas itu.”

Rocky  Gerung Seorang Republikan

Diakui atau tidak, katanya, sentimen politik identitas dampak Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 masih terasa hingga sekarang yang ditandai dengan masih cukup banyak isu bermotif suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Sosok Ma’ruf Amin-lah yang diyakini dapat meredam gejolak itu sehingga kontestasi politk Pemilu Presiden menjadi tenang dan damai.

Dalam kesempatan yang sama, pakar ilmu politik pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengamini pendapat Baidlowi tentang sentimen politik identitas yang masih cukup terasa hingga sekarang.

Menurutnya, terang sekali maksud Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil demi meredam gejolak politik identitas itu. “Harus diakui, harmoni sosial kita kurang terwujud; kohesi sosil kita agak terganggu. Pilihan (Ma’ruf Amin) itu pasti ada alasannya,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya