Simalakama Ahok untuk Jokowi-Ma'ruf

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Sumber :
  • IG BasukiBTP

VIVA – Elektabilitas bakal calon Presiden Joko Widodo di kalangan non muslim tergerus pasca berpasangan dengan Ma’ruf Amin untuk kontestasi Pilpres 2019.

Wapres: Air Bersih Penentu Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Semula elektabilitas Jokowi mencapai 70,3 persen, namun setelah berpasangan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia tersebut, elektabilitas Jokowi mengalami penurunan hingga 51,5 persen.

Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menilai sosok mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lah yang dapat mengembalikan suara non muslim.

Wapres: Stunting Rugikan Negara Hingga Rp450 Triliun

"Apakah Ahok mengatrol dukungan, saya pikir iya ya. Saya rasa kalau Ahok masuk, akan menambah atau meyakinkan pemilih non muslim untuk tetap atau tidak meninggalkan Pak Jokowi. Artinya tetap memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf," ujar Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 21 Agustus 2018.

Namun, Adjie mengingatkan, kembalinya Ahok dapat menjadi bumerang bagi kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Mengingat kelompok pemilih muslim bisa menarik dukungan jika Ahok bergabung.

Ahok Sebut Pertamina Bisa Tetap Untung Bila Tak Naikkan Harga BBM 2022

Adjie menilai, kubu Jokowi-Ma'ruf harus lebih hati-hati untuk menggunakan pengaruh dari sosok Ahok. "Tapi memang cara masuknya harus elegan, kalau tidak hati-hati bisa membuat para pemilih muslim akan lari ya," kata Adjie.

Adjie mengungkapkan bahwa isu Ahok bergabung dengan tim Jokowi-Ma'ruf Amin sebenarnya sudah sempat berembus, namun isu ini perlahan memudar. Adjie menduga hal ini dilakukan untuk menjaga pemilih muslim di kubu Jokowi-Ma'ruf.

"Mereka sadar dengan masuknya Pak Ahok akan mengganggu pemilih Pak Jokowi di sektor muslim. Sehingga mungkin strateginya akan lebih tertutup seperti Ahok mengonsolidasi pemilih non muslim agar tetap memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf," kata Adjie.

Survei LSI kali ini digelar pada 12 Agustus-19 Agustus 2018 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan tatap muka pada 1.200 responden dengan dilengkapi focus group discussion dan wawancara mendalam.

Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan angka 52,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 29,5 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan sebanyak 18,3 persen. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya