- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengritik cara aparat keamanan dalam mengatasi perselisihan masyarakat sebagai reaksi pada gerakan politik #2019GantiPresiden.
Dalam peristiwa yang dialami Neno Warisman, misal, bahkan hingga terjadi sedikitnya dua kali persekusi terhadap salah satu penggerak gerakan #2019GantiPresiden itu: pertama di Batam dan yang termutakhir di Pekanbaru pada Sabtu lalu.
"Apa yang dilakukan aparat pada Ibu Neno Warisman adalah satu pertunjukan kedunguan dalam cara mengelola perbedaan-perbedaan pendapat dan aspirasi," kata Fahri melalui akun Twitter-nya @Fahrihamzah.
Ia menganggap aparat terjebak membawa pesan calon petahana yang takut kehilangan dukungan dengan gerakan #2019GantiPresiden. Ia mempertanyakan mengapa penolakan terhadap gerakan Neno harus menggunakan perangkat aparatur negara.
"Rezim diktator saja tak begini cara kerjanya. Ini satu kedunguan yang memalukan dan satu setback dalam mengelola perbedaan pendapat dan kebhinnekaan dalam kehidupan masyarakat," kata Fahri.
Gejala itu, katanya, menjadi pertanda kegagalan dalam mengelola negara sehingga masyarakat ada dalam bahaya. "Karena pemerintah takut sekali dengan arus yang berbeda." (ase)