Anggota Komisi V DPR: Pelemahan Rupiah Berdampak pada Impor Indonesia

Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono
Sumber :

VIVA – Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mendekati angka Rp15.000, sudah sangat memprihatinkan. Hal ini berdampak pada impor Indonesia. Pasalnya banyak komoditas pangan didatangkan dari luar negeri, mulai dari kedelai, jagung, gula, hingga susu.

Aparat Gabungan Bersiaga di KPU dan DPR Jelang Penetapan Hasil Pemilu

“Jadi kalau pemerintah mengatakan kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan, kami menilai sudah sangat memprihatinkan,” ujarnya di sela-sela Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 4 September 2018.

Dalam Rapat Paripurna yang beragendakan penyampaian Jawaban Pemerintah atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas RAPBN 2019, Bambang lebih lanjut mengakui, pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS juga terjadi di negara-negara lain, tapi di Indonesia yang terparah.

1.489 Personel Gabungan Kawal Demo Depan Gedung DPR, Pengalihan Arus Situasional

Pada tahun  2012, kurs dolar Rp9.500, tetapi pada tahun 2018 kurs dolar mencapai Rp14.852. Sementara untuk dong Vietnam, kurs mata uang terhadap dolar AS pada tahun 2012 sebesar 20.835, tahun 2018 ini menjadi 23.306 per dolar AS. Sementara baht Thailand dari 31 menjadi 32 per dolar AS, dan riel Kamboja dari 4.067, menjadi 4.088 per dolar AS.

“Memang terjadi penurunan, tetapi tidak sedrastis yang terjadi di Indonesia. Sudah sangat rawan dan membahayakan, karena hampir hampir semua komoditas kita menggunakan kurs dolar,” tegas politisi Partai Gerindra itu.

Ada Demo di Depan DPR, Arus Lalu Lintas dari Semanggi ke Slipi Dialihkan

Karena itu, kata Bambang, sehingga tidak bisa dibiarkan. Ia meminta Menteri Keuangan menyampaikan kepada Presiden, bahwa kondisi ini sudah memprihatinkan dan sudah memberatkan kehidupan masyarakat.

“Tolong disampaikan kepada kementerian terkait agar impor pangan hendaknya dikurangi, bukan malah ditambah. Impor beras tahun lalu sebesar 260 ribu ton. Sekarang impor beras diberi kuota 1,8 juta ton,” katanya lagi.

Akhirnya politisi dapil Jatim ini mengharapkan Kementerian Keuangan membuka data-datanya, apakah benar data-data yang diungkapkan tersebut benar adanya. “Harapan kami, semoga hal itu dapat memperbaiki kinerja keuangan kita,” pungkasnya. (dpr.go.id)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya