- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
VIVA - Partai Golkar menanggapi hasil riset terbaru Lingkaran Survei Indonesia yang memposisikan elektabilitas partai itu merosot ke peringkat ketiga jelang pemilu 2019. Perubahan dukungan itu terjadi tidak berlangsung lama karena survei pada Juli tahun ini, Golkar masih berada di urutan kedua.
"Saat dikatakan (survei) kurang bagus itu jadi motivasi kami untuk bangkit. Artinya kami harapkan ini menjadi cambuk," kata Sekjen Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus saat menghadiri “Workshop dan Bimbingan Teknis Kampanye Pemilu 2019” di Jakarta, Kamis 13 September 2018.
Atas hasil survei dengan 11,3 persen, kata Lodewijk, Golkar berharap kadernya yang menjadi calon legislatif bekerja turun ke bawah. Menurut mantan danjen Kopassus itu, kekuatan partai berlambang beringin bukan pada persepsi survei.
"Kekuatan Golkar bukan di hasil survei tapi justru di jaringan," ujarnya.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia merilis elektabilitas partai politik yang akan bertarung di Pemilu 2019. Hasil survei menempatkan partai pimpinan Airlangga Hartarto itu berada di urutan ketiga, digeser oleh Partai Gerindra.
Jika tak ada perubahan, Golkar akan terpental sebagai klasifikasi partai besar lantaran pemilu langsung dilaksanakan pada 1999. Partai berlambang pohon beringin ini selalu juara kedua sebanyak tiga kali, dan 2004 menjadi pemenang pemilu.
"Golkar terancam tidak masuk dua besar pemenang pemilu untuk pertama kalinya," kata peneliti LSI, Adji Alfaraby, saat menyampaikan keterangan pers di kantornya Jalan Pemuda, Jakarta, Rabu 12 September 2018.