Tahun 2020, Indonesia Komitmen Turunkan Emisi CO2 Hingga 26 Persen

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, memberikan sambutan di depan peserta WPFSD ke-2
Sumber :

VIVA – Suasana pertemuan The 2nd World Parliamentary Forum On Sustainable Development (WPFSD) 2018 berlangsung dinamis. Setiap delegasi telah menyampaikan pendapatnya tentang berbagai isu penting, seperti pembangunan kota yang memiliki ketahanan terhadap perubahan iklim, penggunaan energi yang bersih dan rendah karbon, industri yang ramah lingkungan, serta pembangunan masyarakat yang mengerti lingkungan hidup.

Pimpinan DPR Belum Izinkan RUU TPKS Dibahas saat Reses, Ini Alasannya

“Hari ini kita mendapat momentum bersama-sama untuk mendiskusikan dan merumuskan langkah-langkah yang perlu kita lakukan, untuk mencapai cita-cita masyarakat dunia dalam mewujudkan sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui sebagai solusi dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk yang membawa risiko semakin meningkatkan konsumsi energi,” ucap Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam sambutannya pada acara jamuan makan malam bersama dengan para delegasi peserta WPFSD ke-2, di Bali, Rabu 12 September 2018.

Bamsoet, sapaan akrab Ketua DPR RI itu menyampaikan, penggunaan sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui menjadi tanggungjawab, baik bagi negara maju maupun negara-negara berkembang, dalam upaya perawatan dan pencegahan kerusakan dan pencemaran lingkungan yang semakin diperparah dengan terjadinya fenomena perubahan iklim.

DPR Minta Pemerintah Tak Naikan Harga BBM Bersubsidi

Hal itu pula yang mendorong diselenggarakannya konferensi internasional untuk membuat pedoman pelaksanaan pembangunan ditingkat global, regional maupun nasional. Politisi Partai Golkar itu juga berharap, pertemuan WPFSD dapat dilaksanakan secara berkala, agar Anggota Parlemen dapat berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan, sebagai bagian dari pengembangan pembangunan berkelanjutan.

 “Indonesia saat ini tengah berusaha memenuhi komitmennya untuk menurunkan emisi CO2 sampai 26 persen pada tahun 2020 mendatang. Penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan dan manajemen pengelolaan energi di berbagai tingkatan, mulai dari sektor transportasi, industri, gedung-gedung, hingga rumah tangga sudah mulai dilakukan, walaupun belum seperti yang diharapkan,” terangnya.

DPR Sarankan Aturan Menag soal Toa Masjid Disesuaikan Kondisi Daerah

Kemauan menekan dekarbonisasi melalui sektor energi cukup tinggi, sambung Bamsoet, karena Indonesia memiliki sumber energi ramah lingkungan yang sangat besar seperti geothermal (panas bumi) dan biofuel. Untuk biofuel, Indonesia mempunyai 11 spesies tanaman yang bisa diolah menjadi biomasa untuk menghasilkan biofuel. Indonesia terbuka bagi berbagai bentuk kerja sama dengan negara-negara lain untuk memanfaatkan berbagai potensi energi terbarukan tersebut.

“Semua pihak harus mendorong untuk terlibat mengelola sumber energi dengan baik. Hal itu perlu dilakukan agar generasi saat ini tidak menghancurkannya untuk generasi yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan harus bersifat holistic karena pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memecahkan masalah global, seperti perubahan iklim, lingkungan, ekonomi, dan sosial secara bersama-sama dengan tata kelola yang lebih baik,” pungkas politisi dapil Jawa Tengah itu. (dpr.go.id)

Deddy Yevri Hanteru Sitorus, Anggota Komisi VI DPR RI

Kelangkaan Minyak Goreng, Komisi 6 DPR: Rantai Pasok Rusak

Hingga saat ini, kelangkaan minyak goreng masih terjadi di beberapa wilayah. Pemerintah dan stakeholder diminta untuk duduk bersama mencari solusi.

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2022