Ijtima Ulama II, Istana: Jangan Campur Aduk Agama dengan Politik

Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Syaefullah

VIVA – Istana Kepresidenan mengimbau, agar agama tidak dicampurkan dengan pelaksanaan politik kenegaraan di Indonesia.

Beri Dukungan, Habib Bahar Ultimatum Anies-Cak Imin: Jangan Sampai Berkhianat

Pernyataan ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko untuk menyikapi digelarnya Ijtima Ulama II yang digelar Minggu 16 September 2018 di Jakarta, guna memberi arahan kepada umat Islam untuk bersikap di Pilpres 2019.

"Saran saya, jangan agama dibawa ke politik," ujar Moeldoko usai menghadiri Deklarasi Pencegahan Stunting di Silang Barat Monas, Jakarta Pusat.

Ikut Ijtima Ulama, Habib Bahar Siap Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024

Menurut Moeldoko, adanya arahan dari para petinggi ulama supaya umat Islam mengambil sikap khusus di pilpres, justru bisa membuat mereka kebingungan. Sebab, selaku warga negara, umat Islam juga bisa memiliki sikap politik sendiri berdasarkan pemikiran mereka.

"Bukan tidak ada hubungannya antara agama dan politik, ada. Cuma, jangan agama dibawa ke arah politik yang akhirnya, masyarakat menjadi bingung," ujar Moeldoko.

Anies - Cak Imin Teken Pakta Integritas Ijtima Ulama, FPI Bisa Dipulihkan Lagi?

Kampanye cegah stunting di Bundaran HI, Jakarta.

Lebih lanjut, mantan Panglima TNI ini menyampaikan bahwa dicampuradukkannya agama dengan politik, juga tak jarang malah memberi efek negatif kepada kehidupan beragama di Indonesia.

Moeldoko mencontohkan kekecewaan yang timbul di kalangan sebagian pengikut ulama tertentu, saat pemuka agama mereka malah memutuskan banting setir dari berdakwah ke politik.

"Sudah banyak ya, sudah banyak contoh. Para public figure yang tadinya giat di agama beralih ke politik, akhirnya massanya jadi hilang. Jangan sampai itu terjadi," ujar Moeldoko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya