Makna Pidato Jokowi soal Ajakan 'Tarung' Gagasan dan Rekam Jejak
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa, Abdul Kadir Karding, menjelaskan makna pidato calon presiden Jokowi di kantor Komisi Pemilihan Umum.
Menurut dia, ajakan Jokowi agar kontestasi Pilpres untuk menampilkan adu gagasan, program dan rekam jejak harus juga dilakukan penantangnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kata dia, pesta demokrasi lima tahunan ini jangan membuat masyarakat terpecah belah karena perbedaan pilihan.
"Jejak rekam menyangkut karakter. Paling penting memilih seorang pemimpin. Tidak ada ada yang lebih penting dari itu," kata Karding usai mengikuti penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden di kantor KPU, Jakarta.
Karding mengatakan, program atau visi-misi bisa berubah saat masa kampanye. Namun rekam jejak sebagai calon pemimpin mudah dilacak dan publik bisa menilai atas kinerjanya selama menjabat.
"Kalau orang jejak rekamnya jelek, itu kan sama kayak teman-teman protes kenapa mantan napi boleh nyalon. Kira-kira perasaan publik itu begitu," kata dia.
"Minimal tidak hal-hal yang berbahaya, tidak ada hal yang krusial untuk memimpin bangsa indonesia yang besar ini."
Sebelumnya calon presiden nomor urut satu Jokowi menyampaikan seruannya tentang pemilu yang kompetitif dan sportif. Ia menyayangkan, jika kontestasi hanya diwarnai fitnah dan ujaran kebencian.
"Saya mengajak agar pilpres ini kita isi pendidikan politik yang baik pada masyarakat untuk kematangan demokrasi, kedewasaan rakyat dalam berdemokrasi," ujarnya.