Drama Ratna Sarumpaet, 3 Oktober diusulkan Jadi Hari Anti Hoax

Aktivis Ratna Sarumpaet.
Sumber :
  • Facebook Atminudin Atbar

VIVA - Di tengah penanganan musibah bencana Palu-Donggala, publik Indonesia digegerkan oleh dagelan politik Ratna Sarumpaet, anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Ironisnya pengakuan bohong Ratna Sarumpaet dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh elite politik seberang seperti Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Amien Rais, Fadli Zon, Dahnil Simanjuntak, dan lainnya tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu.

Soal Ratna Sarumpaet, yang Baru Bebas dari Penjara karena Kasus Hoax

Tragisnya, pengakuan Ratna Sarumpaet justru dijadikan akrobat politik untuk memghantam lawan. Wasekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Achmad Baidowi menilai itu sebuah pertunjukan politik yang barbar, tidak etis dan jauh dari beradab.

"Padahal kita sedang membangun iklim politik yang kondusif, beretika dan beradab. Masyarakat Indonesia menjadi korban pembohongan Ratna Sarumpaet," kata Baidowi dalam siaran persnya, Kamis, 4 Oktober 2018.

Usai Bebas, Ratna Sarumpaet Akan Rilis Buku dan Buat Film

Karena itu, lanjut dia, untuk mencegah peristiwa terulang dan untuk membangun budaya bermedsos yang positif, maka pada tanggal 3 Oktober 2018 saat hari yang sama Ratna mengakui kebohongannya, PPP mengusulkan untuk diperingati atau ditetapkan sebagai Hari Anti Hoax Nasional.

"Setidaknya pengakuan Ratna sekaligus menyadarkan publik Indonesia bahwa hoax telah menjadi pemicu perpecahan," tutur Wakil Sekretaris Fraksi PPP DPR tersebut.

Ratna Sarumpaet Akui ‘Salah’ Masuk Tim Prabowo

Sebelumnya, Ratna Sarumpaet dikabarkan menjadi korban penganiayaan saat melakukan suatu kegiatan di Bandung. Foto-fotonya yang dalam kondisi lebam dan mengenaskan pun beredar di media sosial.

Kabar tersebut lantas dibenarkan oleh sejumlah elite politik di kubu Prabowo-Sandi. Mereka mengaku sudah mengonfirmasi ke Ratna, dan perempuan berusia 70 tahun itu sudah membenarkannya.

Prabowo bahkan sampai menggelar konferensi pers untuk menyatakan empati dan simpatinya serta mengutuk pelaku penganiayaan. Sayangnya, kebohongan Ratna mulai tercium ketika sebagian orang mulai menemukan kejanggalan atas foto-foto Ratna.

Mereka pun menduga Ratna tidak mengalami penganiayaan melainkan operasi plastik. Kepolisian lantas melakukan penyelidikan dan tidak menemukan fakta penganiayaan tersebut.

Akhirnya, Ratna mengakui sudah berbohong dalam konferensi pers kemarin. Dengan menangis, dia meminta maaf ke sejumlah pihak termasuk Prabowo yang sudah membelanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya