Timses Jokowi Sindir Prabowo Cs Lagi Ambigu Gara-gara di Survei Jeblok

Capres Joko Widodo (tengah) bersama Bakal Cawapres Ma'ruf Amin (kedua kanan).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Dinamika politik saat tahapan kampanye Pemilihan Presiden 2019 terus memanas. Salah satu yang dijadikan isu politik terkait penanganan korban gempa dan tsunami yang melanda sejumlah daerah di Sulawesi Tengah.

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Sejumlah elite koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meminta agar ditetapkan status bencana nasional dalam penanganan gempa di Sulawesi Tengah. Usulan ini dibalas respons dari pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Inas Nasrullah Zubir mengatakan usulan tersebut ambigu. Penyebabnya, kata dia, lantaran elektabilitas Prabowo dalam survei yang terus melorot.

Prabowo Makin 'Gemoy' Kuasai Parlemen Jika PKB dan Nasdem Gabung Koalisi

"Jangan-jangan sedang ambigu nih, gara-gara survei Prabowo melorot terus kali ya," kata Inas kepada VIVA, Selasa, 9 Oktober 2018.

Inas mengingatkan dalam status bencana nasional mesti merujuk lima variabel yang ditentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Lima variabel yang dimaksud adalah jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan sarana, cakupan luas wilayah terdampak bencana, dan keberfungsian pemerintah daerah.

Kenang Jenderal Wismoyo, Prabowo: Ajaran Beliau Bawa Saya Sampai Mendapat Mandat Rakyat

"Variabel yang paling sulit untuk ditetapkan BNPB karena harus ada pernyataan dari kepala daerah bahwa pemerintah daerahnya sudah tidak berfungsi," jelas Ketua Fraksi Hanura di DPR itu.

Sementara, Gubernur Sulteng saat ini, Longki Djanggola merupakan kader Gerindra. Bila ditetapkan menjadi status bencana nasional, maka Longki gagal menangani gempa di Sulteng. Bagi dia, tak ada masalah status bencana nasional asalkan Gerindra juga setuju menilai Longki gagal.

"Kalau status bencana nasional artinya pemerintahan daerah lumpuh. Artinya secara tidak langsung, Longki gagal alias kagak mampu," tuturnya.

Baca: PKS Sebut Gempa Sulteng Lebih Prioritas Ketimbang Forum IMF-World Bank

Terkait elektabilitas jelang pilpres, lembaga survei terakhir yang merilis hasil riset terbarunya adalah Saiful Mujani Research and Conculting atau SMRC. Hasil survei SMRC menyatakan elektabilitas Jokowi unggul telak atas capres rivalnya Prabowo Subianto jelang Pilpres 2019.

Dalam survei SMRC, Jokowi-Ma'ruf Amin memiliki 60,4% dibanding Prabowo-Sandiaga Uno yang hanya 29,8%. Sementara, sisanya 9,8 persen menyatakan tidak tahu. Survei ini dilaksankan 7-14 September 2018.

Sebelumnya, LSI Denny JA juga merilis hasil survei yang dilakukan pada 12-19 Agustus 2018. Dalam survei tersebut pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memiliki elektabilitas 52,2 persen. Sementara, Prabowo-Sandi dengan angka 29,5 persen. Adapun 18,3 persen masih belum memutuskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya