Sekjen Gerindra: Pilpres 2019 Terberat Bagi Prabowo

Prabowo Subianto tiba untuk menjalani tes kesehatan di RSPAD, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani merasakan, pilpres kali ini memiliki bobot terberat Prabowo Subianto menjadi calon presiden. Sebab, saat ini, koalisinya merasa Prabowo 'dikepung'.

Prabowo Khawatir Terjadi Benturan Sosial Sehingga Minta Aksi Damai di MK Dibatalkan

"Kami merasakan, terus terang ini adalah bobot terberat beliau menjadi calon presiden. Jadi, kami merasa bahwa Prabowo saat ini dikepung," kata Muzani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 10 Oktober 2018.

Ia menceritakan, Prabowo sudah merasakan tiga kali maju dalam pilpres. Pertama, 2009, menjadi calon wakil presidennya Megawati, saat menghadapi petahana Susilo Bambang Yudhoyono untuk periode kedua.

Ikuti Perintah Prabowo, TKN Pastikan Aksi Damai Relawan di MK Batal

"2014, Pak Prabowo bertanding ataupun menghadapi Pak Jokowi (Joko Widodo) yang keduanya bukan incumbent. Sekarang 2019, Pak Prabowo kembali maju menjadi penantang Pak Jokowi selaku petahana. Dari tiga kali maju Pak Prabowo sebagai presiden, yang kebetulan saya tetap jadi sekjen partai yang mengusung beliau," kata Muzani.

Pada Pilpres 2009, sekalipun saat itu lawan Megawati-Prabowo adalah calon petahana, SBY-Boediono, Ia tidak merasakan ada pengerahan bupati, wali kota, gubernur semasif seperti saat ini. Pilpres 2019 ini, gubernur, bupati, wali kota seperti dikerahkan untuk memberikan deklarasi dukungan ke Jokowi-Ma'ruf.

Perolehan Suaranya 58,6 Persen, Prabowo Subianto: Itu Hasil Demokrasi dan Perjuangan

"Event bupati yang kita usung pun tidak memiliki keberanian untuk menyatakan dukungan kepada Pak Prabowo-Sandi. Meskipun, kami juga menyatakan bapak ibu kewajibannya adalah memberikan pelayanan kepada rakyat di kabupaten, di kota, di provinsi yang sedang dipimpin. Biarlah kewajiban untuk memenangkan Prabowo-Sandi menjadi kewajiban partai pengusung dan tim pemenangan yang sudah kita bentuk," terang Muzani.

Suasana 'berat sebelah' juga dirasakan, manakala Prabowo-Sandi berhadapan dengan lembaga survei. Beberapa kali mereka minta bantuan lembaga survei, mereka keberatan dengan alasan satu dan lain hal.

"Kami juga merasakan di beberapa pemberitaan media dan headline itu semua menampilkan headline penguasa kegiatan penguasa petahana, tidak ada pemberitaan yang berimbang. Untuk berimbang pun berat, ada pemberitaan berat. Kami merasakan bagaimana pengusaha-pengusaha itu, dengan berat hati untuk membantu kami dan bersembunyi-sembunyi, karena mereka mengatakan bahwa proyek kami dengan pemerintah, APBN atau APBD terancam," ujar Muzani.

Muzani menyebutkan, Prabowo tidak boleh dalam situasi unggul di survei atau dimungkinkan bisa menang. Tone pemberitaan Prabowo juga tidak boleh positif.

"Kami merasa, ada upaya pengepungan kepada Pak Prabowo, sehingga kemenangan itu tidak mudah dicapai. Meskipun demikian, kami merasa rakyat bersama kami. Kami merasa bahwa keluhuran cita-cita perjuangan yang kami dapatkan betul-betul mendapatkan respons positif dari masyarakat. Sehingga, kami merasa keyakinan itu akan sampai kepada rakyat," tegasnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya