Demokrat: Tangkap Politikus PDIP, KPK Bisa Minta Bantuan Densus

Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi - KPK di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menanggapi kabar politikus PDIP sekaligus staf Kepala Bakamla, Ali Fahmi alias Ali Habsyi, yang kini menjadi buron. Tanggapan tersebut dia sampaikan melalui akun Twitternya, @AndiArief__, Jumat, 19 Oktober 2018.

Bakamla Usir Kapal Tanker Yunani di Laut Banda, Ini Kronologinya

"Kalau buron ya dikejar," tulis Andi.

Andi pun melanjutkan cuitannya di Twitter. Dia mengatakan kasus suap dan pengaturan proyek di Bakamla cukup mengagetkan karena ada nama keluarga Presiden Jokowi.

Bakamla Evakuasi Longboat Terombang-ambing di Perairan Tual Maluku

"Kagetnya itu KPK enggak bisa menangkap Kader PDIP Fahmi yang menjadi kunci mengurai kasus ini," tulis dia lagi.

"KPK bisa meminta bantuan densus yang ahli menangkap buronan," tambah Andi Arief.

Perkuat Keamanan Laut, Bakamla Segera Punya Markas di Natuna

Lebih lanjut, Andi juga menyentil Indonesia Corruption Watch atau ICW dan juga salah satu aktivisnya, Emerson Yuntho, mengenai kasus ini. Dia bertanya apakah mereka tahu keberadaan sang buronan tersebut.

"Apakah ICW dan @emerson_yuntho tahu posisi kader PDIP yang buron kasus Bakamla? Ini serius nanya," tulis Andi.

Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi kehilangan jejak politikus PDIP sekaligus staf Kepala Bakamla, Ali Fahmi alias Ali Habsyi. Hal tersebut membuat keluarga Jokowi belum dapat diusut lembaga antirasuah itu, terkait kasus suap pengurusan anggaran proyek Bakamla.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan pihaknya telah berupaya mencari Ali Habsyi. Namun masih nihil hasilnya saat ini. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya