LSI Denny JA: Efek Bakpao Novanto Bikin Golkar Terdepak dari Dua Besar

Topeng terdakwa dugaan kasus korupsi KTP Elektronik, Setya Novanto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

VIVA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi potensi Golkar hanya mendapatkan juara nomor tiga dalam Pileg 2019. Faktor efek bakpao karena kasus korupsi eks Ketua Umum Setya Novanto mempengaruhi Golkar.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

"Golkar juara nomor tiga dan potensial untuk pertama kalinya tak masuk dua besar dalam sejarah pemilu di Indonesia," kata Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby di kantor LSI, Jakarta, Jumat 2 November 2018.

Ia menjelaskan maksud efek bakpao lantaran kasus Novanto dari pelarian pengejaran KPK yang puncaknya menabrak tiang listrik. Insiden itu berujung munculnya benjol sebesar bakpao. Kasus ini dianggap menurunkan wibawa Golkar.

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

"Efek bakpao itu mempengaruhi. Di samping Golkar tak mempunyai capres atau cawapres," kata Adjie.

Berdasarkan survei LSI, di Sulawesi Selatan Golkar unggul sebesar 23,5 persen disusul 16,3 persen dan PDIP 7,3 persen. Peta dukungan partai politik memang belum bergeser jauh dari pileg 2014.

Hobi Lari, Politisi Golkar Misbakhun Capai Finis di London Marathon 2024

"Golkar menempati posisi pertama dengan dukungan sebesar 23,5 persen. Bahkan dukungan saat ini naik jika dibandingkan dengan perolehan suara partai Golkar di Pileg 2014 sebesar 20,1 persen," kata Adjie.

Ia menjelaskan jika dibandingkan PDIP dan Gerindra, dua partai tersebut memang unggul lebih banyak di provinsi. PDIP unggul hingga lima provinsi, Gerindra unggul di tiga provinsi. "Golkar unggul di satu provinsi Sulawesi Selatan," jelas Adjie.

LSI Denny JA melakukan survei setiap provinsi di 10 provinsi terbesar berdasarkan populasi penduduk. Survei dilakukan pada 4-14 Oktober 2018. Provinsi tersebut yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, dan Riau.

Tiap provinsi menggunakan 600 responden dengan margin of error 4,1 persen. Total responden 6000 responden. Mereka memakai penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan indepth interview.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya