TKN Curiga Poster Raja Jokowi Dibuat Kubu Lawan

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Poster yang terpampang wajah Jokowi sebagai raja ditanggapi serius oleh koalisi partai pendukung.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Abdul Kadir Karding selaku Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, menilai pemasangan gambar Jokowi yang dicitrakan sebagai raja dilakukan secara teroganisir oleh lawan politik.

Ia menyebut, upaya pemasangan poster untuk menggerus citra dan elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden petahana.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Ada satu kegiatan yang terencana, tujuannya adalah menggerogoti elektabilitas Pak Jokowi, begitu pula dengan PDIP. Bahwa seakan-akan Pak Jokowi itu orang yang gila kekuasaan, orang yangg mau disembah-sembah seperti raja, melakukan segala sesuatu untuk mempertahankan kekuasaannya," kata Karding di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Rabu, 11 November 2018.

Menurut Karding yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa, poster 'Raja Jokowi' merupakan cara kotor dalam berkampanye.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Ia juga meminta aparat keamanan menangkap pelaku yang memasang poster tersebut di sejumlah titik di Provinsi Jawa Tengah.

"Harus ditangkap supaya tidak ke mana-mana. Dan harus diusut siapa dalang sebenarnya apakah dilakukan oleh tim kampanye tertentu atau oleh tokoh-tokoh tertentu yang coba melakukan setting terhadap ini," kata dia.

"Dan ternyata kan itu dipasang oleh orang lain di luar pengetahuan kita. Tentu inilah cara-cara kotor yang dilakukan untuk mengalahkan lawan," Karding menambahkan.

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menegaskan bahwa alat peraga kampanye bertuliskan 'Raja Jokowi' tidak sesuai dengan yang diproduksi oleh partainya apalagi tim kampanye.

Bahkan ia yakin, di balik pemasangan ini ada kelompok-kelompok yang belum jelas identitasnya berupaya menyudutkan Jokowi dan partainya.

"Kelompok 'anti-Jokowi Presiden' ini tidak mampu lagi untuk berkompetisi dengan menampilkan citri diri positifnya," kata Andreas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya