- VIVA.co.id/Eduward Ambarita
VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berpendapat foto yang menampilkan Presiden petahana Joko Widodo seorang raja ialah jurus kampanye hitam versi terbaru yang ditujukan untuk menyerang.
Alat peraga kampanye (APK) palsu yang menonjolkan foto Jokowi dan logo PDIP disebut disebarkan secara masif di sejumlah titik wilayah Jawa Tengah.
"Ini modus kampanye hitam gaya baru, atribut itu seolah mendukung kami, padahal bersifat black campaign. Dari aspek estetika, komunikasi politik, daya imajinasi, dan teknik kampanye, atribut bergambar PDI Perjuangan dan Pak Jokowi yang terpasang tersebut bukan kami," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Selasa 13 November 2018.
Hasto menilai, ada upaya mendiskreditkan partainya dan calon presiden Jokowi jelang masa-masa kampanye yang tinggal tersisa lima bulan lagi. Dari pelbagai survei, kata Hasto, terpotret partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dan Jokowi tertinggi dari segi elektabilitas.
"Ini cara-cara yang tidak sehat dalam demokrasi," kata dia.
Hasto menuturkan, partainya di Tim Kampanye Nasional (TKN) punya panduan dan desain berbeda, tidak seperti foto Jokowi menggunakan mahkota. Selain itu, ia menegaskan, penempatan APK sudah dipetakan di sejumlah titik berdasarkan pemetaan lokasi strategis.
Ia menegaskan, alat peraga yang sudah diturunkan oleh kader PDIP dan masyarakat bukan diproduksi dari internal.
"Dengan demikian, desain APK juga mempertimbangkan hasil survei dan FGD, tidak sembarangan sebagaimana APK liar yang muncul akhir-akhir ini," kata dia.