Jubir Prabowo-Sandi: Kubu Jokowi Ingkar Janji, Angkuh dan Sebar Hoax

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak (tengah) memasuki ruang Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional atau BPN, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyayangkan capres petahana Joko Widodo bersama para pendukungnya terus menyebarkan hoax. Hoax yang dimaksud adalah terkait klaim prestasi Jokowi selama empat tahun memimpin Indonesia.

Awas Hoaks, Ayu Dewi Tegaskan Gak Pernah Jadi MC Peluncuran Jet Pribadi Sandra Dewi dan Harvey Moeis

"Hari ini, politik kita dipenuhi dengan keangkuhan tanpa ada sikap rendah hati untuk meminta maaf. Setiap kesalahan yang dilakukan, justru dengan angkuh melakukan pembenaran, bahkan kebohongan-kebohongan," kata Dahnil melalui keterangannya, Rabu 14 November 2018.

Dahnil pun menanyakan janji kampanye Jokowi saat 2014 silam, salah satunya terkait kursi kabinet tidak akan diambil dari kalangan partai politik. Namun, Jokowi justru memilih para menterinya dari petinggi parpol dan tidak merasa jika telah berbohong atas janji kampanyenya tersebut.

Nikita Mirzani Ngaku Dapet Kekerasan dari Rizky Irmansyah, Lita Gading: Lapor Jangan Koar-koar

Berbeda dengan Prabowo-Sandi, Dahnil mengatakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 tersebut selalu berani meminta maaf, jika melakukan kesalahan atau kekeliruan.

"Mulai dari kebohongan akan tidak bagi-bagi kursi, kabinet ramping, bohong tidak akan menaikkan harga BBM, bohong tidak akan impor, bohong terkait mobil nasional Esemka. Salah dikit, Prabowo-Sandi minta maaf, Jokowi ingkar janji, malah minta dipilih lagi," ujarnya.

Amanda Manopo Murka! Gosip Hoaks Tersebar Luas, Keluarga Sampai Tahu

Selain itu, Dahnil juga menyayangkan pernyataan kubu Jokowi bahwa hanya orang yang buta dan budek yang mengkritisi kinerjanya. Padahal, Jokowi sudah terang-terangan membohongi rakyat terkait janji kampanyenya dan tidak ada permintaan maaf sama sekali.

"Keangkuhan menyebut mereka yang berbeda sikap politik dan mengkritik sebagai orang buta dan budek, yang terkesan menghina saudara-saudara kita yang difabel dan deretan kebohongan lainnya, tidak satu pun kata maaf yang disampaikan yang terjadi justru produksi kebohongan baru dengan penuh keangkuhan," ujarnya.

Dahnil menekankan, sejak awal Prabowo-Sandi tidak ingin berlaku seperti itu, maka setiap ada kesalahan kecil saja, Prabowo dan Sandi dengan rendah hati memohon maaf.

"Karena bagi beliau berdua, kejujuran dan kerendahan hati kepada rakyat penting dihadirkan. Karena, politik bukan sekedar menang kalah, tetapi politik adalah kesempatan untuk menunjukkan keadaban publik yang tinggi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya