- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA – Lingkaran Survei Indonesia menilai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2019 lebih banyak menjual sensasi ketimbang menampilkan gagasan, konsep dari hal yang akan dikerjakan bila kelak terpilih.
Hasil data survei yang dilakukan selama satu bulan disebutkan lebih banyak mendominasi soal sensasi di media sosial.
"Kampanye saat ini lebih banyak noise yang lebih banyak sensasi. Itu terbukti dari hasil penelitian LSI satu bulan berjalan yang menjadi top issue adalah isu sensasional. Ini kemudian mendominasi di media dan media sosial," ucap peneliti LSI Adjie Alfaraby di dalam diskusi soal politik di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 17 November 2018.
Selain itu, Adjie menilai jika pertarungan antarkedua kubu Jokowi versus Prabowo bukanlah hal yang baru. Maka dari itu, dia mengimbau kepada masing-masing tim kampanye untuk tidak sibuk menyebarkan sensasi.
LSI juga menyarankan agar kedua pasangan capres dan cawapres menyuarakan gagasan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia.
"Masyarakat itu sudah gerah dengan sensasi-sensasi perdebatan yang dibuat. Ini bukan pertarungan baru sehingga publik tahu siapa Jokowi siapa Prabowo. Sehingga isu yang bersifat sensasional untuk meningkatkan popularitas untuk mengambil simpati seharusnya lebih kepada narasi," ujarnya.
"Sehingga diharapkan adanya gagasan yang muncul," tutur Adjie.