Demokrat: Cuma Kami yang Jujur Potensi Almarhum di Pileg 2019

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Ny Ani Yudhoyono (kanan), Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (ketiga kanan) dan sejumlah kader Partai Demokrat menghadiri pembukaan pembekalan calon legislatif DPR RI Partai
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Partai Demokrat disindir main dua kaki, karena tak total mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu fokus di Pileg 2019 dan menginstruksikan kadernya bebas memilih calon presiden dan wakil presiden.

Ketua DPP Demokrat, Jansen Sintidaon heran dengan tudingan dua kaki dari kubu rival hingga sejumlah kalangan. Ia menegaskan, komitmen Partai Demokrat sebagai salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Jadi, begini kembali lagi kan masalah Pemilu 2019 itu digelar serentak. Baru kali ini berbarengan. Kalau Demokrat fokus di pileg, ya wajar. Tetapi, soal komitmen, kami tegas dukung Prabowo-Sandi, jelas itu," kata Jansen kepada VIVA, Minggu malam, 18 November 2018.

Jansen menjelaskan, syarat ambang batas lolos parlemen empat persen dengan sistem pemilu serentak merupakan ujian setiap partai. Hal ini berlaku, terutama untuk partai yang tak mengusung kader sebagai capres dan cawapres.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Kata dia, dengan tanpa coattail effect atau efek ekor jas dari capres, Partai Demokrat harus berjuang menyelamatkan diri. Menurutnya, kekhawatiran inipun pasti dipikirkan partai di koalisi pendukung Joko Widodo, kecuali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Jansen menyindir elite partai yang selalu menuding Partai Demokrat main dua kaki. Sindiran ini dianggapnya, sebagai tak kejujuran untuk memainkan strategi politik.

"Kalau ngomong coattail effect, ekor jas itu kan positif buat PDIP dan Gerindra. Partai di sana yang dukung Jokowi juga sama lah, cuma enggak berani ngomong. Cuma kami saja yang jujur, kemungkinan potensi almarhum di 2019. Iya kan, enggak lolos empat persen, tamat kita, enggak ada di parlemen," jelas Jansen.

Bagi dia, secara rasional, pilihan Partai Demokrat di Pemilu 2019, mestinya bisa dipahami. Bila memang petinggi Partai Demokrat belum turun mengampanyekan Prabowo-Sandi, itu hanya masalah waktu. Namun, kata Jansen, Partai emokrat masih memakai strategi fokus di Pileg 2019.

"Itu soal waktu saja. Kan, tidak mungkin juga Pak Prabowo yang capres, tetapi Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan Pak SBY aktif sekali kampanyekan. Kalau kampanye aktif untuk Demokrat, ya itu pasti Mas AHY dan Pak SBY," tutur Jansen.

Baca: SBY Semprot Sekjen Gerindra Gara-gara Diingatkan Dukung Prabowo

Partai Demokrat, merupakan salah satu partai pengusung pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandi. Selain Demokrat, ada Partai Gerindra, PKS, dan PAN. Satu partai baru pendukung Prabowo-Sandi, yakni Partai Berkarya.

Adapun Pemilu 2019 akan dihelat Rabu 17 April 2019. Pemilu 2019 terdiri atas rangkaian pileg dan pilpres yang digelar serentak.

Baca: Jatuh Hati ke Koalisi Prabowo, Demokrat Sindir Megawati

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya