Tokoh Ulama Sumbar Haramkan Pilih PSI di Pemilu 2019

Kunjungan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke kantor VIVA, 19 September 2018.
Sumber :
  • VIVA/Dhana Kencana

VIVA – Tokoh ulama Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar, menyerukan agar umat Islam di Indonesia, terutama di Ranah Minang, untuk tak memilih partai yang menolak Peraturan Daerah atau Perda Syariah. Seruan ini dilontarkan Buya Gusrizal karena polemik pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie.

"Bila berita itu benar adanya, maka dengan berserah diri kepada Allah SWT, saya menyatakan kepada seluruh umat Islam di negeri ini khususnya di Ranah Minang, haram hukumnya memilih partai dan siapa pun yang diusung partai tersebut," kata Gusrizal, Selasa, 20 November 2018.

Buya Gusrizal menjelaskan, meski nantinya ada alasan yang dicari-cari untuk berkilah, hal itu tak akan mengubah sikap dan pandangannya.

Dia menegaskan, bila memang demikian dinamikanya, maka ia mengulang kembali seruan haram memilih PSI atau calon legislator dari partai tersebut. Gusrizal mengingatkan, nilai-nilai syariat Islam tetap harus ada dalam aturan perundang-undangan di negeri ini.

"Perlu tuan-tuan dan puan-puan catat bahwa syariat Islam telah menjadi bagian dari perundang-undangan di negeri ini," jelas Ketua Majelis Ulama (MUI) Indonesia Sumatera Barat itu.

Kemudian, dengan contoh ia menyebut pada 1997 silam ketika pulang dari Mesir usai menimba ilmu agama. Ia langsung terjun berjuang di medan dakwah dengan cara-cara yang sah menurut aturan yang berlaku.

Kata dia, membuat perda yang bermuatan syariat Islam merupakan upaya menghidupkan kembali nilai-nilai akhlak dalam kehidupan berbangsa ini.

"Perjuangan yang panjang dan berat semenjak dari Kota Solok terus berjalan sampai hari ini, sudah 21 tahun lamanya. Mata kepala saya melihat adanya perubahan ke arah yang baik dan tak ada umat lain yang dirugikan oleh lahirnya perda-perda syariah tersebut," ujarnya.

Koalisi Damai: Hate Speech Jelang Pemilu Dilakukan Kelompok Berkepentingan

Bahkan, ia menekankan, tak ada pula aturan dan undang-undang yang dilanggar oleh perda. "Semua itu dilakukan karena kecintaan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW yang diwujudkan dengan membangun jiwa anak bangsa ini," tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie melontarkan ucapan kontroversial dalam pidatonya pada HUT PSI ke-4, beberapa hari lalu. Ia menyampaikan pidatonya di hadapan ribuan kader dan simpatisan PSI.

Berkaca Pemilu 2019, KPU Siap Buka Ulang Kotak Suara Bila Ada Komplain Hasil Hitungan

Saat itu, Grace menegaskan jika PSI lolos ke parlemen maka tak akan pernah mendukung perda-perda injil atau perda-perda syariah. (ase)

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Pelaksanaan Pemilu 2024, yang rekapitulasi suara tuntas dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum, KPU pada Rabu malam, 20 Maret 2024, dinilai sangat kondusif. Dibanding 2019.

img_title
VIVA.co.id
21 Maret 2024