Ucapan SBY yang Semprot Gerindra soal Kampanye Dikritik

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang menyindir Gerindra sempat menjadi dinamika politik dalam kampanye Pilpres 2019. Ucapan SBY ini masih mendapat perhatian dari kubu pendukung Joko Widodo.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Politikus Nasdem, Karna Brata Lesmana menyindir SBY yang menyinggung Gerindra karena mengingatkan dukung ikut kampanyekan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Bagi dia, ucapan SBY yang notabene sebagai salah satu ketum partai pendukung Prabowo adalah aneh.

"Untuk seorang ketum partai politik yang bergabung di satu koalisi untuk memenangkan capres yang disepakati dengan memberikan statement di publik yang bertentangan dengan kesepakatan sangatlah aneh," kata Karna dikutip dari keterangan resminya, Selasa, 20 November 2018.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Menurut Karna, ucapan SBY tak memberikan contoh yang baik dalam pendidikan politik. Sebagai ketum parpol, penyampaian SBY ini dinilai tak cakap secara etika. Namun, terkait imbauan kader Demokrat bebas pilih capres tertentu dianggap tak masalah.

"Untuk caleg Demokrat itu hal yang wajar bila mereka ingin bebas memilih dan sudah mendapatkan izin dari ketumnya," jelas Karna.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Kemudian, Karna yang tak setuju dengan pandangan SBY pun membandingkan dengan caranya. Sebagai kader dari Nasdem, ia tetap loyal mendukung Jokowi sebagai capres petahana.

Karena konsekuensi dirinya dan Nasdem mendukung Jokowi, ia bahkan sampai membranding gedung café dan resto miliknya dengan hastag #KarnaJokowi. Padahal, merujuk coattail effect atau efek ekor jas, Nasdem tak kecipratan dari Jokowi sebagai calon presiden yang diusung.  

“Ini konsekuensi dan etika berpolitik yang baik," tutur Karna yang merupakan caleg DPR RI dari dapil Jakarta III itu.

Dia menekankan setiap kader atas nama partai tak mengeluhkan soal coattail effect dari Jokowi di Pileg 2019. Ia hanya meyakini mengkampanyekan Jokowi untuk lanjut periode kedua adalah kepentingan koalisi.

"Sebagai kader partai, kita harus berjalan senafas dengan partai kita bernaung yang telah memilih partai koalisi dan capres,” kata Karna.

Baca: SBY Semprot Sekjen Gerindra Gara-gara Diingatkan Dukung Prabowo

Sebelumnya, Partai Demokrat memberikan keleluasan bagi kadernya untuk menentukan pilihan di Pilpres 2019. Namun, SBY sempat bereaksi keras atas pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, yang mengingatkan soal janji Demokrat mengkampanyekan Prabowo. Menurut SBY, pernyataan Muzani sembrono.

SBY mengaku saat dirinya dulu dua kali mencalonkan menjadi presiden, dia tidak pernah memaksa partai pengusung untuk mengkampanyekan dirinya. Menurut dia, seorang capres seharusnya bisa lebih punya narasi dan gaya sendiri untuk menjabarkan visi misi ke rakyat.

"Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*," ujar SBY dalam akun Twitternya, SBYudhoyono, Kamis, 15 November 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya