Sandiaga Bela Prabowo yang Marah Sama Wartawan

Sandiaga Uno.
Sumber :
  • VIVA/ Lucky Aditya.

VIVA - Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto menyinggung adanya sejumlah media yang tidak mengangkat aksi Reuni Akbar 212 dalam pemberitaan utamanya. Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Salahudin Uno, membelanya.

Soal PKB Gabung di Pemerintahan Prabowo, Cak Imin: Sudah Cethowelo-welo, Jelas Terpampang

"Iya, pertama-tama Pak Prabowo menyampaikan kritik kepada kita semua. Bukan hanya kepada media, kepada wartawan, tetapi kepada kita semua, kepada elite," kata Sandiaga di Malang, Kamis 6 Desember 2018.

Sandiaga mengatakan, sudah seharusnya media memberikan porsi pemberitaan yang berimbang. Serta, mengedepankan cover both side dalam penulisan berita atau informasi yang akan diberikan kepada pembaca atau masyarakat.

Nasdem Bakal Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, PKS Sebut Surya Paloh Cantik Bermain Politik

"Karena, masyarakat membutuhkan berita yang balance, berita yang betul-betul cover both side. Berita yang betul-betul membangkitkan semangat persatuan ukhuwah kita," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, Reuni Akbar 212 menjadi titik penting peran media dalam memberitakan liputan. Dia menyebut, ada beberapa media yang telah menjalankan fungsi jurnalis dengan baik.

Parpol Anggota KIM Tak Perlu Risau dengan Pertemuan Prabowo-Cak Imin, Kata Elite PKB

"Dan, peristiwa 212 itu adalah test poin bagaimana pemberitaan. Dan, kita berterima kasih ada beberapa media yang sudah disebut seperti tvOne, Republika yang sangat balance memberikan coverage. Memberikan liputan yang melihat dari dua sisi," tutur Sandiaga.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo menyebut reuni akbar pada Minggu lalu itu belum pernah terjadi di dunia. Dia menyebutkan, 11 juta orang menghadiri acara itu.

"Hampir semua media tidak meliput 11 juta orang yang kumpul, belum pernah terjadi di dunia. Saya kira, ini kejadian pertama ada sebanyak itu tanpa dibiayai oleh siapapun," ujar Prabowo.

Prabowo menilai, media kondang yang seperti itu menjadi bagian dari manipulasi demokrasi. Dia menilai, mereka telah mengkhianati tugas sebagai jurnalis.

"Media-media yang kemarin tidak mau mengatakan ada belasan juta orang, atau minimal berapa juta orang di situ, kau sudah tidak berhak menyandang predikat jurnalis lagi," ujar mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.

Dia melanjutkan, "Boleh kau cetak, boleh kau ke sini dan ke sana, saya tidak mengakui Anda sebagai jurnalis lagi. Enggak usah. Saya sarankan, kalian enggak usah hormat sama mereka lagi." (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya