Sandiaga: Ada Pengusaha Media yang Terlibat Aktif Pemenangan Capres

Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, membantah capres Prabowo Subianto sedang marahan dengan wartawan. Menurutnya, Prabowo hanya kesal karena media massa tidak objektif dalam pemberitaan reuni akbar 212.

Bawaslu Larang Seluruh Media Massa Sebar Konten Kampanye pada Masa Tenang

"Pak Prabowo ingin agar media ini menjadi pilar demokrasi kita. Jangan media ini hilang dari objektivitas mereka sebagai pilar demokrasi. Ini sebuah kritik Pak Prabowo sudah disampaikan. Jangan terpecah belah, ini kita koreksi," kata Sandiaga saat di Malang, Kamis, 6 Desember 2018.

Sandiaga berharap media massa lebih mengedepankan objektivitas dan melakukan cover both side dalam menulis berita. Ia berharap kritik Prabowo dijadikan sebagai masukan yang positif oleh media massa.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Nanti kalau ada event-event berikutnya menuju 17 April 2019 Pilpres ini jangan media tidak objektif dalam memberitakan. Dan saya rasa, kita tentunya juga mengambil ini maknanya yang positif saja. Jangan lihat dari yang negatif," ujar Sandiaga.

Sandiaga membantah pernyataan keras Prabowo untuk media yang tidak memberi porsi pemberitaan 212 sebagai upaya bermusuhan dengan wartawan. Menurutnya, wartawan tidak salah karena yang berhak menentukan headline di masing-masing media adalah pimpinan redaksi.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Enggak musuhan lah. Pak Prabowo itu sayang sama anak-anak muda, sayang. Kalian kan sebetulnya ingin memberitakan tapi kan tentunya kebijakan dari pada pimpinan untuk dari segi headline-nya mana yang naik, mana yang tidak," tutur Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, media saat ini telah dikuasai oleh pengusaha besar yang condong kepada salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Dia meminta, harus ada pembatasan antara media dan kekuasaan.

"Kebijakan media itu yang harus menjadi autokritik, karena sekarang juga media dikuasai oleh pengusaha besar yang aktif di pemenangan dari paslon tertentu. Dan ini yang harus menjadi salah satu koreksi buat kita. Pembatasan media dan kekuasaan itu yang menjadi sangat penting buat ke depan," kata Sandiaga. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya