Jokowi Cerita Awal Diserang Isu Antek China

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) didampingi istri Iriana Joko Widodo (keempat kiri) mengikuti jalan sehat bertajuk Sehat Bersama #01JokowiLagi di Lampung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo melakukan temu relawan Bravo Lima di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin malam, 10 Desember. Jokowi kembali bercerita mengenai isu-isu negatif yang kerap dialamatkan kepadanya.

Chery Omoda 5 Dikomplain Konsumen

Salah satu isu negatif yakni bahwa dirinya disebut antek asing. Ia pun mulai cerita bahwa dalam pemerintahan dirinya ada jutaan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok atau China. Padahal, isu tersebut sama sekali tidak benar.

Jokowi menceritakan isu tersebut berawal saat dirinya bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Pada saat itu, dirinya meminta Jinping agar wisatawan China datang ke Indonesia.

5 Negara yang Punya Utang Paling Besar ke China

"Ini dimulai yang namanya China Tiongkok memiliki turis 180 juta direbut oleh Amerika, Uni Eropa, Jepang, Singapura. Kita tidak dapat apa-apa padahal ini jumlahnya sangat besar. Saya ketemu Presiden China. Saya minta Indonesia minta 10 juta wisatawan dari sini (China). Langsung bilang boleh tapi saya minta formal yaudah tandatangan," kata Jokowi.

Kabar dirinya meminta 10 juta wisatawan asal Chinaini dibelokan menjadi meminta 10 juta tenaga kerja asing (TKA).

Jonatan Christie Won BAC 2024 After Defeating Li Shi Feng

"Itu yang dibelokan 10 juta wisatawan dibelokan 10 juta TKA. Itu saya sedih," jelasnya.

Padahal, kata Jokowi, jumlah tenaga kerja asing di Indonesia tidak ada satu persen. Untuk TKA asal China sebanyak 24 ribu. Jokowi pun membeberkan tenaga kerja Indonesia di luar negeri jauh lebih banyak.

Untuk tenaga kerja Indonesia di Hongkong sebanyak 160 ribu, di Taiwan 200 ribu dan di Tiongkok sebanyak 80 ribu.

"Artinya ada 440 ribu. Lebih banyak orang kita di sana dibanding orang mereka di sini," ucapnya.

Kemudian, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga membantah dirinya adalah antek asing. Hal itu dibuktikan dengan beberapa aset yang dulunya dikuasai luar kini direbut oleh pemerintah seperti Blok Mahakam, Blok Rotan dan Freeport.

Ia pun mengeluhkan, dengan upaya pemerintah saat ini tidak ada elemen masyarakat yang mendemo keberhasilan pemerintah.

"Tapi yang saya tunggu demo di depan Istana besar-besaran untuk memberikan dukungan kepada presidennya. Tidak ada. Padahal tekanan politik bukan perkara mudah. Tapi saya santai saja maju terus. Saya tidak dengerin, tidak ada rasa takut satu persen pun dalam memutuskan hal ini," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya