Belajar dari Gus Dur, Jokowi Ingatkan Politik Harus Pakai Tata Krama

Jokowi temui keluarga Gus Dur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA - Presiden Joko Widodo menilai kegiatan berpolitik utamanya politik kenegaraan yang saat ini sedang gencar menjelang Pemilu 2019, harus diimbangi tata krama pula.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Capres petahana di Pilpres 2019 ini mengingatkan bahwa presiden keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dahulu senantiasa mengedepankan aspek tata krama dalam berpolitik, dan bernegara juga.

"Kita ini harus, dalam berpolitik, berdemokrasi, tata krama itu harus dikedepankan," ujar Jokowi usai menghadiri Konsolidasi Caleg PKB dan Haul Gus Dur ke-9 di Balai Sarbini, Jakarta, Senin, 17 Desember 2018.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

Menurut Jokowi, tata krama yang ditunjukkan para elite politik, selanjutnya akan ditiru juga rakyat dan para pendukung mereka di seluruh Indonesia. Mantan gubernur DKI ini kembali mengingatkan bahwa perbedaan pilihan politik tak seharusnya malah memecah belah rakyat.

"Jangan sampai budaya bangsa yang santun, yang bertata krama, hilang karena perbedaan pilihan, gara-gara keinginan untuk menang. Nabrak sana, nabrak sini, saya kira itu bukan Indonesia," ujar Jokowi.

Sekjen PDIP soal Teman Megawati di Open House: Yang Tunjukkan Komitmen Indonesia Bukan Bagi Keluarga

Selain itu, Jokowi juga mengaku banyak belajar dari Gus Dur yang menjadi presiden dari 1999 hingga 2001. Aspek-aspek lain yang bisa diteladani dari Gus Dur tersebar di bidang kemanusiaan, keagamaan, ketauhidan, hingga kesetaraan.

"Banyak sekali saya kira nilai-nilai yang bisa dipelajari dari beliau," ujar Jokowi.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap dengan keanggotaan penuh Indonesia di Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrrorism Financing (FATF), dapat terus

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024