Politikus Gerindra Sebut Negara Ini Memang Bisa Gagal dan Punah

Ketua DPP Gerindra, Ahmad Riza Patria.
Sumber :

VIVA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partrai Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengatakan pernyataan Calon Presiden Prabowo Subianto soal Indonesia akan punah bila ia kalah hanya sebagai motivasi di acara internalnya. Konsolidasi tersebut juga dilakukan saat Pilkada DKI Jakarta.

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU

"Ibaratnya orang mau bertempur, mau melakukan konsolidasi buat perencanaan strategi dan di antaranya juga memberikan motivasi kepada kader internal Gerindra dan relawan," kata Riza di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 18 Desember 2018.

Adapun soal maksud punah, menurutnya memang negara ini bisa gagal dan punah bila tak dikelola dengan baik. Misalnya ada ketidakadilan, ada intervensi kepentingan asing hingga diskriminasi agama dan lainnya.

Otto Hasibuan: Rakyat Dituduh Pilih Prabowo-Gibran karena Bansos, Ini Sangat Menyakitkan!

"Kalau orang bilang Indonesia tak mungkin punah, tak mungkin gagal, tak mungkin bubar ya tentu, ya tentu kita sebagai sebuah bangsa apa lagi Prabowo Subianto sebagai seorang mantan militer, punya nasionalisme, punya semangat juang dan punya optimisme ya jangan diragukan lagi," kata Riza.

Ia menjelaskan Prabowo ingin mengingatkan agar Indonesia jangan mudah 'dininabobokan' dan dipuji asing. Sebab, banyak negara di dunia yang dipuji asing malah gagal, hacur dan bubar.

Sidang Lanjutan Sengketa Pilpres 2024, Prabowo-Gibran Bakal Hadir?

"Bung Karno juga menyampaikan kalau kita dipuji-puji asing, ya hati-hati hancur. Sebagai contoh Rusia, Yugoslavia, Suriah dan banyak negara lain itu bubar hancur karena apa? Satu karena faktor agama, dua karena faktor kepemimpinan seperti di Rusia. Tiga karena faktor ketidakadilan. Empat ada faktor sumber daya alam," kata Riza.

Menurutnya, di Indonesia ada potensi konflik karena agama, potensi intervensi kepentingan asing karena sumber daya alam yang luar biasa, potensi kepemimpinan yang lemah, dan potensi ketidakadilan. Sehingga yang dibutuhkan kepemimpinan yang kuat.

"Di Indonesia ini nggak pernah takut, bangsa Indonesia ini nggak pernah takut, kita pernah berjuang 350 tahun, 3 setengah abad melawan penjajah, kita hari-hari hidup seperti ini sekalipun menderita, susah, lapar, susah cari kerja nggak pernah takut, orang Indonesia nyatannya kita hadapi semua," kata Riza.

Ia menambahkan permasalahan ini yang harus diwaspadai dan dibenahi bersama. Diksi yang digunakan Prabowo menurutnya jelas berbeda dengan Jokowi.

"Diksi Pak Jokowi sontoloyo, tabok, genderuwo, lawan jangan takut kalau berantem. Justru diksinya berbeda, kalau diksi yang digunakan Pak Prabowo membangun nasionalisme, membangun pengetahuan kita, menyegarkan ingatan kita, membangun optimisme ini loh bangsa kita dan harus kita lawan dan harus kita hadapi," kata Riza. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya