Didesak Mundur, Bara Hasibuan: Saya Bela Pengurus yang Dukung Jokowi

Anggota Komisi VII DPR RI Bara Hasibuan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalis

VIVA – Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan mengaku belum tahu adanya surat desakan terhadapnya agar mundur dari jabatan politik partai karena dituding mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Ia mengaku memang membela pengurus daerah yang deklarasi mendukung Jokowi.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Yang jelas apa yang saya lakukan adalah membela para pengurus daerah yang melakukan deklarasi untuk mendukung Jokowi," kata Bara di gedung DPR, Jakarta, Senin 7 Januari 2019.

Bara mengatakan sejauh ini belum ada informasi dari pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN soal surat tersebut. Karena itu, ia belum bisa komentar terlalu jauh.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Saya belum diberitahu oleh DPP ada surat yang beredar yang mendesak saya untuk mundur atau dipecat. Jadi saya belum bisa komentar soal substansi surat itu," lanjut Bara.

Kemudian, ia menekankan sikap kader daerah yang dibelanya karena dukung Jokowi karena kepentingan PAN di Pileg 2019. Dinamika di setiap daerah dalam dukungan politik terhadap capres dan cawapres berbeda.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Mereka menganggap bahwa keputusan mendukung Jokowi itu adalah keputusan yang harus diambil demi kepentingan partai, demi kebutuhan bahwa partai harus mendapat suara yang signifikan di daerah mereka masing-masing," jelas Bara.

Bara pun pede sejauh ini tak pernah ada teguran atau permintaan klarifikasi terhadapnya dari DPP PAN. Ia menegaskan sikapnya yang membela kader PAN yang mendukung Jokowi demi soliditas partai.

"Sikap politik seperti apa saya juga enggak mengerti. Lagi-lagi yang saya lakukan hanya membela, memberikan justifikasi kepada keputusan beberapa pengurus daerah, juga Kalimantan Selatan, juga Riau yang membuat deklarasi mendukung Jokowi," kata Bara.

Lalu, ia juga menambahkan kepentingan kader sepertinya dan kepentingan partai harus tetap solid menghadapi pileg. Kalau ada pemecatan 3 bulan menjelang pileg tentu akan sangat merugikan partai.

"Dan misalnya orang seperti Pak Muhidin di Kalimantan Selatan dia bukan orang sembarangan, dia adalah aset bagi partai, dia pernah jadi walikota 2 periode, dia betul-betul paham kondisi Kalimantan Selatan," ujar Bara.

Terkait kepastian sikap poltiknya apakah memang mendukung Jokowi, ia menilai hal itu tak relevan. Justru hal ini ia lakukan demi kepentingan partai. Sebab membela pengurus daerah yang mendukung Jokowi adalah untuk kepentingan partai agar partai dapat suara yang signifikan di pilpres.

"Karena pileg dan pilpres dilakukan bersamaan jadi kita tidak bisa memisahkan itu. Mayoritas memang di sana itu (dapilnya) basisnya Pak Jokowi," kata Bara. (dau)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya