- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Tiga bulan jelang hari pemungutan suara Pilpres 2019, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dari duet Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasil ini merujuk hasil survei terbaru Charta Politika.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Muzani, menyindir survei tersebut. Ia heran, Jokowi-Ma’ruf selalu dinyatakan unggul, namun faktanya ketika ke daerah seringkali tak ada antusiasme masyarakat.
"Yang terjadi kalau kami perhatikan, kalau Pak Jokowi unggul tapi di banyak tempat di mana Pak Jokowi ada kegiatan tapi kosong. Katanya Pak Jokowi unggul tapi ada kegalauan yang terkesan kami berlebihan," kata Muzani di gedung DPR, Jakarta, Kamis 17 Januari 2019.
Ia mengkritik, keunggulan dalam survei tidak menjadi jaminan kemenangan di Pilpres 2019. Kata dia, hasil survei justru seperti paradoks karena tak sesuai dengan kenyataan.
"Saya tak begitu berminat soal keunggulan hasil survei. Ada kesan paradoks antara hasil survei yang bolak balik dikemukakan selisihnya sekian, beda sekian digit dengan kenyataan yang kami dengar," tutur Muzani.
Kemudian, ia pun mempertanyakan survei Jokowi unggul sementara, masih ada masyarakat yang berani salam dua jari sebagai bentuk dukungan khas terhadap Prabowo. "Tapi, ya sudahlah itu bagian ikhtiar dan usaha, kita hormati saja," kata Muzani.
Dalam survei terbaru Charta Politika, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 53,2 persen. Sementara itu, Prabowo-Sandi 34,1 persen.
Survei ini digelar pada 22 Desember 2018-2 Januari 2019 dengan menyertakan 2.000 responden. Adapun metode yang digunakan wawancara tatap muka dengan kuisioner terstruktur. Margin of error dalam survei ini 2,19 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (art)