Konsolidasi Pemenangan Golkar di Jabar, Airlangga: Kader Harus Optimis
- Dok. Golkar
VIVA – Sisa waktu kurang dari tiga bulan, elite Golkar dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto terus konsolidasi memanaskan mesin partai di daerah. Kali ini, Airlangga turun langsung ke Jawa Barat.
Dalam konsolidasi ini, Airlangga mengumpulkan dan memberikan arahan kepada pengurus daerah DPD tingkat II, caleg DPR RI dapil Jabar. Selain itu, pembekalan diberikan kepada pengurus tingkat desa se-Jabar selatan di Jalan Otista, Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Airlangga menekankan, wilayah Jabar terutama bagian selatan punya sejarah dengan Golkar sebagai basis suara. Ia membidik Jabar selatan tetap menjadi lumbung suara untuk Partai Beringin di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. "Jabar selatan harus digenjot kerjanya. Sekarang kita bawakan tambahan atribut partai. Enggak ada alasan wilayah sini tidak menang," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Sabtu, 19 Januari 2019.
Bagi dia, konsolidasi di Jabar penting mengingat pileg digelar serentak dengan pilpres. Strategi untuk memantapkan penguatan elektoral mesti digenjot demi kemenangan di pileg. "Kader Golkar harus optimis. Kawal Golkar raih kemenangan di pileg," ujar Airlangga yang juga Menteri Perindustrian itu.
Ia pun tak bosan mengingatkan agak kader Golkar aktif memperjuangkan capres petahana Joko Widodo agar menang di Pilpres 2019. Target Jokowi bisa lanjut dua periode menjadi tantangan kader Golkar untuk membantu. "Golkar harus mengawal Jokowi sebagai capres petahana untuk terpilih kembali," tutur Airlangga.
Saat konsolidasi di Jabar ini, Airlangga ditemani Sekretaris Jenderal DPP Golkar Lodewijk F Paulus, Ketua DPD Jabar Dedi Mulyadi, pengurus Badan Pemenangan Pemilu DPP Golkar Yahya Zaini hingga TGB Zainul Majdi.
Pileg 2019 akan digelar berbarengan dengan pilpres pada 17 April 2019. Di Pileg 2014, Golkar menembus posisi dua besar dengan 18,4 juta suara atau 14,75 persen.
Airlangga Respons PDIP: Jokowi-Gibran Masuk Keluarga Besar Golkar, Tinggal Formalitasnya Saja
PDIP sebelumnya sudah tak akui lagi Jokowi dan Gibran sebagai kader partai.
