- VIVA/Ridho Permana
VIVA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon heran dengan pernyataan Presiden Jokowi yang kaget soal tingginya harga tiket pesawat dan monopoli avtur. Ia pun menyindir terlalu banyak kekagetan yang sama diutarakan Presiden ke-7 itu.
"Saya kira ini bukan kekagetan pertama ya. Terlalu banyak kekagetan yang saya lihat dari awal. Kaget kemacetan bisa menimbulkan triliunan rupiah. Ada kaget avtur naik tinggi. Banyak lah," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Rabu 13 Februari 2019.
Bagi Fadli, kekagetan-kekagetan ini menunjukkan ketidakprofesionalan dan under capacity. Artinya, kata dia, pemerintah tidak bekerja profesional karena seperti terkesan tak ada koordinasi.
"Menteri-menteri mungkin kurang lapor atau tidak ada koordinasi. Kasihan sebetulnya kalau presiden terkaget-kaget begitu. Itu menunjukkan suatu pemerintahan yang amatir," kata Fadli.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu pun membandingkan dengan negara lain, di mana tak ada presidennya yang terkejut. Sebab, menurut dia, kepala negara lain itu sudah diinformasikan dengan baik.
"Ada mekanisme alur informasi, alur komunikasi. Kalau ada masalah bisa diselesaikan dengan tupoksi masing-masing. Jadi, kekagetan-kekagetan ini justru menunjukan pemerintah ini amburadul," kata Fadli.
Kemudian, ia menduga persoalan ini karena kemungkinan menteri yang tak melapor atau presiden tak menanyakan. Fadli pun menghardik bila dicari di Google pun akan banyak ditemukan banyak Jokowi kaget.
"Coba Anda Google deh, 'Jokowi kaget,' banyak banget beritanya. Kaget semua tuh isinya. Kemarin kaget dipatil udang, kaget dipatuk mikrofon, banyak banget lah kekagetan-kekagetan," kata Fadli.
Sebelumnya, dalam sambutan di gala dinner HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang ke-50, 11 Februari 2019, Presiden Jokowi bercerita soal bagaimana harga tiket pesawat naik tajam.
Menurut Jokowi, dia juga baru tahu bahwa harga avtur dimonopoli oleh Pertamina sendiri. "Soal harga tiket pesawat, saya juga kaget. Saya juga baru tahu mengenai avtur, ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu dimonopoli oleh Pertamina sendiri," kata Jokowi saat itu. (ren)
