Ma'ruf: Kiai Dibilang Jadi Alat Politik, Itu Menghina

Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Sumber :
  • VIVA/ Eduward Ambarita.

VIVA - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklarifikasi isu yang menyebutnya dijadikan sekadar alat politik setelah maju dalam kontestasi Pemilu 2019. Menurut Ma'ruf, isu itu dibuat untuk menjatuhkan dirinya sebagai seorang ulama.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Di depan para warga Nahdliyin yang hadir dalam Harlah NU ke-93 di Cianjur, Ma'ruf meminta agar kabar itu diluruskan dan tak terus-menerus disebarkan karena membuat masyarakat cemas.

"Kiai dibilang jadi alat. Itu menghina itu. Ente jangan sembarangan. Tapi kalau untuk jadi alat pembangunan, untuk Indonesia maju, tentu saya siap. Ini tugas agama dan tugas negara," kata Ma'ruf saat menyampaikan sambutan di Lapangan Prawatasari, Sawah Gede, Cianjur, Kamis 14 Februari 2019.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Berbagai isu, lanjut Mustasyar PBNU itu, dibuatkan narasi dengan berbagai macam. Kabar terakhir yang dia didengar adalah mempertanyakan niat dirinya maju sebagai calon wakil presiden.

Ma'ruf menegaskan, alasan untuk menerima pinangan sebagai pendampingnya juga atas dorongan dan desakan para ulama.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Dibilang sudah tua lah, jadi alat lah. Itu namanya tukang bikin was-was," kata Ma'ruf.

"Dan kenapa saya menerima karena penghargaan kepada ulama," lanjutnya.

Dalam acara Harlah NU ke-93 di Kabupaten Cianjur ini, dihadiri Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cianjur KH Abdul Qodir, dan Ketua PCNU Kabupaten Cianjur KH Choirul Anam.

Ma'ruf menuturkan NU sebagai organisasi Islam terbesar, harus menjadi garda terdepan mengawal NKRI agar tetap utuh. Sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka, bukanlah perjuangan yang tidak mudah hingga sampai saat ini. Ma'ruf berharap NU tetap solid dan terbukti anggotanya bertambah.

"Jadi yang paling kita syukuri sampai hari ini NU masih tetap utuh, tidak pecah," lanjut Ma’ruf. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya