Ma'ruf Belum Dongkrak Suara PDIP dari Pemilih Muslim, Ini Analisisnya

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. Suara Paslon 01 menurut hasil survei Kompas berada di bawah 50 persen.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA, merilis hasil terbaru menjelang perhelatan Pemilu 2019. Diketahui dari hasil survei, suara PDIP di kalangan pemilih Muslim mengalami penurunan.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, mengatakan, ada beberapa penyebab menurunnya suara PDIP di pemilih muslim ini. Mulai adanya aksi 212 sampai imbauan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

"Di konteks pemilih Muslim, memang mulai ada ijtima ulama dan penentuan Reuni 212 hingga ada imbauan Habib Rizieq, dan ini beberapa hal yang juga memengaruhi," kata Rully di kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu 20 Februari 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Terkait figur calon wakil presiden pasangan Joko Widodo yaitu Ma'ruf Amin, belum juga mampu mendongkrak suara PDIP dari kalangan pemilih Muslim. Ma'ruf merupakan tokoh sekaligus ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) non aktif.

"Dengan dipilihnya Ma'ruf Amin, dia tidak bisa menggaransi pemilih Muslim mayoritas lari ke Jokowi atau PDIP," kata Rully.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

Menurut dia, figur Ma'ruf selama ini lebih berfungsi untuk melawan isu anti Islam yang dialamatkan kepada Jokowi. Dengan adanya Ma'ruf, isu anti Islam, isu PKI dan fitnah negatif lainnya dapat secara tidak langsung terbantahkan.

"Masuknya Ma'ruf Amin ini di satu sisi mengamankan Jokowi karena dulu serangan ke Jokowi itu di luar isu, PKI dan anti Muslim. Jadi, itu hanya mem-backup serangan personal terhadap Jokowi dan membuat serangan itu mulai minim," tutur Rully.

Sosok Ma'ruf dinilainya hanya sebagai penangkal isu anti Islam yang dituduhkan terhadap Jokowi. Namun, sekali lagi tak bisa mengerek PDIP yang notabene merupakan partai yang menaungi Jokowi sebagai kader.

"Dia (Ma'ruf) hanya mempertahankan suara Jokowi agar tidak tergerus dengan semua pemberitaan negatif yang ditujukan ke Jokowi," ujarnya.

Baca: Ma'ruf Amin Belum Bisa Dongkrak Jokowi, TKN Bikin Strategi Khusus

Sebelumnya, survei bertema ‘Dukungan Partai dan Pergeseran di Enam Kantung Suara' yang digelar LSI Denny JA ini dilakukan pada 18-25 Januari 2019. Responden dalam survei ini 1.200 responden.

Soal pemilih Muslim yang menurun, LSI Denny JA membandingkan survei pada Desember 2018. Jumlah suara PDIP pada Desember 2018 di kalangan pemilih Muslim sebesar 24,6 persen. Namun, pada Januari 2019, jumlah tersebut turun menjadi 18,4 persen.

Baca: Imbauan Habib Rizieq Buat Suara PDIP dari Pemilih Muslim Tergerus

Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8 persen.

Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisis survei. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya