Sindir Menristekdikti, Fadli Zon: Modus Kampanye Terselubung

Fahri Hamzah (kiri) dan Fadli Zon di Rutan Cipinang, Jakarta, Rabu, 6 Februari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan

VIVA – Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, menyindir Menristekdikti, Mohamad Nasir soal mencoblos satu saja calon presiden kepada mahasiswa. Fadli menyebut cara Nasir tersebut sebagai modus kampanye terselubung.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Saya kira ini modus ya. Modus dari sejumlah pejabat menggunakan forum-forum yang tidak seharusnya untuk kampanye terselubung. Jelas itu adalah kampanye terselubung," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Kamis 21 Februari 2019.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menambahkan, dalam video tersebut terdapat gubernur Bali dan sejumlah camat. Menurut dia, cara Nasir itu sebagai pelanggaran.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Fadli menekankan di sejumlah tempat terus ada kegiatan kampanye terselubung, Namun, tak ada penegakan hukum yang adil.

Wakil Ketua DPR itu pun menyinggung dugaan kriminalisasi Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif, yang menjadi tersangka kasus pelanggaran pemilu.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Nah kita ingin ada penegakan hukum dong, kenapa kok kaya Pak Slamet Ma'arif yang jelas-jelas bahkan tidak menyebut nama dan lainnya itu, itu dikriminalisasi seperti ini," kata Fadli.

Sebelumnya, Menristekdikti, Mohamad Nasir menghadiri Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, Kamis 21 Februari 2019.

Di hadapan mahasiswa, Nasir mengajak, agar memanfaatkan momentum politik Pemilu 2019. Ia mengimbau kepada seluruh peserta yang hadir untuk menyalurkan hak pilihnya untuk mencoblos kepada salah satu capres.

"Karena itu, silakan Anda memilih dengan nurani saudara. Oleh karena itu, dalam hal ini jangan sampai dicoblos dua. Dicoblos dua, batal itu namanya nanti ya. Dicoblos hanya satu saja. Satu saja, jangan coblos dua. Satu saja supaya benar," katanya sedikit berkampanye. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya