Fadli Zon Klaim Tak Ada Unsur Politik di Aksi Munajat 212

Malam Munajat 212
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon yakin bahwa seluruh pidato dari para tokoh dan ulama saat Malam Munajat 212 di lapangan silang Monumen Nasional (Monas) tidak ada yang mengandung unsur politik.

Massa Munajat 212 Teriakkan 'Free Palestine', Baznas Kirim Bantuan ke Palestina Rp 25 Miliar

"Saya kira, kalau saya lihat tidak ada ya yang menyangkut masalah ajakan atau apa yang terkait dengan itu (politik). Semua saya rasa masih dalam koridor," kata Fadli usai menghadiri acara Malam Munajat 212, Kamis 21 Februari 2019

Fadli menilai wajar ketika ada bumbu-bumbu yang dianggap bernuansa politik saat memberikan pidato. Retorika tersebut dianggap dapat memberikan pencerahan kepada jamaah.

Lalu Lintas Sekitar Monas Tetap Lancar Meski Ada Munajat 212

"Ya tentu harus ada bumbu-bumbu biasa itu bagian dari sebuah retorika untuk memberikan sambutan atau memberikan pencerahan dan dialog komunikasi dengan jamaah yang saya rasa jumlahnya ratusan ribu ya sampai di luar sana," ujarnya

Termasuk sambutan dari Ketua MPR RI Zulkili Hasan, Fadli Zon mengatakan masih dalam koridor wajar dan tidak ada yang bernuansa politik. Sebab, sebagai pejabat pemerintah wajar ketika mengingatkan terkait konstitusi.

Ini Alasan Habib Rizieq Tak Hadiri Munajat Kubro 212 di Monas

"Saya kira masih dalam batas-batas yang sangat normal ya. Beliau (Zulkifli Hasan) menyampaikan apalagi masih dalam kerangka negara mengutip konstitusi kita dan sebagainya saya kira semua dalam batas-batas yang sangat wajar dan menurut saya begitulah, jelas bahwa itu bagian dari tanggungjawab kita sebagai warga negara masyarakat kita kan juga harus menyalurkan aspirasi masyarakat," ujar Fadli.

Zulkifli sebelumnya mengingatkan kepada seluruh jamaah Malam Munajat 212 agar menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019. Pasalnya, suara rakyat menjadi penentu masa depan bangsa.

"Dalam demokrasi Pancasila kedaulatan kekuasaan berada di tangan rakyat langsung. Langsung yang menentukan arah Indonesia adalah bapak-bapak ibu-ibu seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu pemilu bukanlah pesta satu hari pemilu akan menentukan masa depan kita masa depan Indonesia," ujarnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya