Soal Survei Kompas, Tim Jokowi Sebut Selisih 13,6 Persen Cukup Besar

Debat Perdana Capres-Cawapres Pemilu 2019. Para capres dan cawapres kembali bersama-sama ikut dalam Debat Putaran Kelima 13 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA - Litbang Kompas merilis survei terbaru soal elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga. Hasilnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Pada Oktober 2018, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 52,6 persen, Prabowo-Sandiaga 32,7 persen, dan 14,7 responden menyatakan rahasia.

Survei tersebut dilakukan 22 Februari 2019 sampai 5 Maret 2019. Survei melibatkan 2000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan, kalau dilihat lebih cermat hampir semua lembaga survei memprediksi keunggulan palson 01. Yang membedakan satu dengan yang lain adalah selisihnya.

"Selisih tertinggi sekitar 20-an persen sampai selisih terendah 10-an. Kompas menyebut selisihnya 13,6 persen," kata Ace saat dihubungi, Rabu 20 Maret 2019.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Ia menambahkan, kalaupun mengikuti selisih 13,6 persen, maka jaraknya cukup jauh mengingat waktu yang tinggal hitungan hari. Bahkan kalau melihat data ekstrapolasi yang dimunculkan Kompas atau bahasa non statistiknya 'Prediksi Hasil Akhir' angkanya 56,8 persen untuk paslon 01 dan 43,2 persen untuk paslon 02.

"Jadi selisih hasil akhirnya sekitar 13,6 persen. Ini angka yang cukup besar," kata Ace.

TKN optimis dengan semua hasil survei, kecuali survei internal BPN 02. Survei itu menunjukkan bahwa hoax, fitnah yang disemburkan tak membuat masyarakat goyah untuk tetap mendukung Jokowi.

"Dengan hasil survei Litbang Kompas ini tentu semakin melecut kami untuk bekerja secara sungguh-sungguh dalam memenangkan pasangan kami. Apalagi survei ini belum memotret debat ketiga yang secara nyata dimenangkan Abah Kiai Ma'ruf Amin yang pada awalnya sebagian pihak under estimate," kata Ace.

Ia melanjutkan, selisih kedua kandidat sebesar 11,8 persen dalam hitungan statistik merupakan angka yang signifikan. Sehingga memerlukan effort dan upaya yang luar biasa untuk dapat mengejar selisih itu.

"Untuk menaikkan 1 persen saja, jika mengacu pada trend survei Kompas, memerlukan waktu 1 bulan. Kalau mereka mengejar tentu kami jauh akan lebih cepat untuk menaikkan elektabilitas. Apalagi jumlah pemilih di Indonesia jumlah sangat banyak dengan jangkauan wilayah yang sangat luas," kata Ace.

Ia memastikan akan terus memaksimalkan sisa satu bulan ini untuk menyampaikan capaian keberhasilan pemerintahan Jokowi. Lalu juga akan menggerakkan mesin partai politik koalisi 01 dan para relawan untuk bekerja maksimal.

"Selain itu, satu bulan ini kami akan maksimal kampanye rapat umum dengan sebaik-baiknya agar elektabilitas kami tetap tinggi. Namun apapun hasilnya, survei ini bagi kami tetap sebagai alert bagi kita untuk terus memacu menggerakkan semua elemen tim pemenangan dari partai politik, para relawan dan seluruh pendukung untuk bekerja mensosialisasikan dan meyakinkan agar pasangan kami tetap yang terbaik untuk bangsa Indonesia." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya