Survei Litbang Kompas: PSI dan Partai Baru Lain Tak Lolos DPR

Simpatisan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengangkat boks-boks berisikan berkas pendaftaran Pemilu 2019 untuk diserahkan kepada KPU di Gedung KPU, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA - Hasil survei dari Penelitian dan Pengembangan atau Litbang Kompas menunjukkan partai-partai baru tidak lolos ke DPR dalam Pemilu 2019. Mereka tidak mampu memperoleh elektabilitas di atas ambang batas parlemen sebesar empat persen.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Pengamat Komunikasi Politik, Ari Junaedi, menjelaskan rendahnya elektabilitas partai-partai baru seperti PSI, Partai Garuda, Partai Berkarya dan Partai Perindo adalah wajar dan normal. Menurutnya, selain sebagai new comer, positioning dan strategi branding mereka pun terbilang tidak tepat.

"Hal ini terlihat dari tingginya resistensi mayarakat terhadap partai-partai baru termasuk PSI yang dibesut anak-anak milenial," ujar Ari saat dihubungi wartawan, Kamis, 21 Maret 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Ari mengaku termasuk orang yang menaruh harapan besar terhadap PSI di saat-saat awal berdiri. Namun sayangnya, di tengah-tengah perjalanannya, partai pimpinan Grace Natalie tersebut kerap mengeluarkan blunder-blunder yang tidak perlu, serta mengganggu soliditas di koalisi partai-partai pendukung Jokowi.

"Pernyataan perda syariah dan poligami yang masuk dalam ranah filosofis keagamaan sebaiknya tidak disentuh PSI di awal kampanye. Dengan cara seperti itu, PSI mengobarkan perang dengan kaum mayoritas," ujar pengajar di Universitas Indonesia tersebut.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

Demikian juga soal pernyataan PSI yang menyinggung kiprah partai-partai lama soal pendampingan terhadap gender, lanjut Ari, nyatanya sudah digarap oleh partai-partai yang jauh lebih senior.

Semestinya, menurut Ari, PSI lincah bermanuver di pusaran-pusaran isu-isu nasional tanpa membuat permusuhan dengan partai-partai lain. PSI harusnya percaya diri bermain di isu-isu milenial mengingat captive market-nya di kalangan milenial atau pemilih pemula.

"Ini kan tidak, PSI membuka front ‘pertempuran’ dengan partai-partai ‘senior’, tidak peduli yang ada di dalam koalisi atau tidak serta tidak menggarap intens pasar potensialnya," papar Ari.

Ari berpendapat PSI masih tidak bisa menempatkan dirinya sebagai partai baru yang sejajar dengan partai-partai mapan seperti PDIP, Gerindra, Golkar dan PKB.

"PSI kurang santun dalam berpolitik serta tidak bisa melepaskan diri dari gaya anak muda yang temperamental," tuturnya.

Sebelumnya, Penelitian dan Pengembangan atau Litbang Kompas menggelar survei terbaru terkait Pemilu 2019 khususnya mengenai elektabilitas partai-partai politik dalam menghadapi pemilihan legislatif. Hasilnya, hanya enam partai yang mereka prediksi lolos ke DPR karena memenuhi syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Seperti dikutip dari Harian Kompas, Kamis, 21 Maret 2019, enam partai tersebut antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan 26,9 persen, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 17 persen, Partai Golongan Karya (Golkar) 9,4 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,8 persen, Partai Demokrat 4,6 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,5 persen.

Sedangkan, 10 partai lainnya tidak lolos yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) 2,9 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,7 persen, Partai Nasdem 2,6 persen, Partai Hanura 0,9 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4 persen, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,2 persen. Kemudian partai-partai baru seperti Partai Perindo 1,5 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,9 persen, Partai Berkarya 0,5 persen, dan Partai Garuda 0,2 persen.

PAN bersama dengan PPP, dan Nasdem memang termasuk partai yang elektabilitasnya tak melewati ambang batas parlemen sebesar empat persen. Tapi, apabila ditambah dengan tingkat margin of error +/- 2,2 persen, ketiga partai tersebut masih mempunyai peluang lolos ke DPR. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya