Tiga Poin Orasi Gatot Nurmantyo di Acara Pidato Kebangsaan Prabowo

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo di acara Prabowo
Sumber :
  • Gerindra TV

VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo hadir dan duduk di antara puluhan tokoh barisan pembantu calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi, dalam kampanye akbar di Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat 12 April 2019. Gatot diberi kesempatan untuk menyampaikan orasi kebangsaan. 

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Ada tiga poin yang disampaikan Gatot. "Tiga poin saja, yaitu masalah kebangsaan, internasional, dan nasional. Masalah internasional yang harus kita waspadai betul-betul, yakni terkait penduduk global, mereka tidak bicara masalah bangsa, karena kebangsaan menghambat pemerintahan," kata Gatot.

Gatot menyampaikan perbedaan antara Indonesia dengan Amerika. "Kalau Amerika negaranya terbentuk dulu baru bangsanya terbentuk, kalau Indonesia bangsa dulu ada, baru negara terbentuk. Dan itu bisa hilang, karena siapa pun bisa masuk ke negara lain, bisa jadi penduduk lain yang penting punya uang," ujarnya. 

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Gatot menyebut contoh negara Singapura yang penduduk aslinya tidak seberapa. Menurutnya, apabila tidak waspada, Indonesia akan mengalami seperti itu. Negara Indonesia tidak akan hilang, tapi kebangsaannya yang akan lenyap. "Kalau kita tidak waspada, maka zaman penjajahan akan kembali," katanya. 

Kedua, papar Gatot, inti kekuatan bangsa Indonesia ialah bersatunya Tentara Nasional Indonesia dan rakyat. "Kalau TNI-nya kuat, rakyatnya kuat, negara manapun tidak akan bisa (masuk menjajah)," ucap Gatot. Dia mengingatkan bukti kekuatan bersatunya TNI dan rakyat saat peristiwa 10 November 1945 silam. 

Lembaga Survei yang Hasilnya Akurat dan Kredibel Bakal Jadi Rujukan di Pilpres 2024

Selain Gatot, kejutan lainnya di kampanye akbar Prabowo ialah hadirnya mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Seperti diketahui, pada Pemilu 2014 Dahlan mendukung Jokowi-Jusuf Kalla. Namun di tengah perjalanan dia mengalami nasib tidak baik dengan belitan lebih dari satu perkara hukum. 

Namun, Dahlan mengaku bukan karena nasib tak nyaman yang dialaminya itu dia kini berbalik mendukung Prabowo. Ada dua alasan disampaikan jurnalis senior itu saat berpidato. Yakni tidak terwujudnya harapan dari dua program Jokowi selama 4,5 tahun memimpin, yakni revolusi mental dan pertumbuhan ekonomi. "Tetapi semua itu tidak terlaksana," katanya.

PSMTI Diterima Presiden Jokowi di Istana

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Jelang pencoblosan Pemilu 2024, pada 14 Februari pekan depan, masyarakat diimbau agar menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Untuk bisa memilih pemimpin yang berkualitas.

img_title
VIVA.co.id
6 Februari 2024