Logo BBC

Desa Antipolitik Uang: Dari Tawaran Tenda, Kursi, yang Sayang Ditolak

Poster antipolitik uang di Desa Sardonoharjo, Sleman. - Yaya Ulya
Poster antipolitik uang di Desa Sardonoharjo, Sleman. - Yaya Ulya
Sumber :
  • bbc

Satu desa di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, melakukan gerakan menolak politik uang, langkah yang diklaim sulit dilakukan karena masih ada warga yang beranggapan "sayang kalau ditolak".

Spanduk penolakan politik uang terpasang di gang-gang di desa dengan mayoritas penduduk petani.

Sementara stiker-stiker bertuliskan Anti-Politik Uang terpasang di sejumlah pintu rumah warga.

Adalah Wasingatu Zakiyah, yang biasa disapa Zaki, warga Desa Sardonoharjo yang memulai gerakan dengan memberikan pemahaman kepada warga untuk menolak politik uang, praktik yang disebut warga desa sudah terjadi sejak 2004.

Menghadapi pemilu serentak pada 17 April, desa ini sudah menerbitkan Peraturan Kepala Desa Sardonoharjo Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Desa Anti Politik Uang yang diterbitkan Kepala Desa Sardonoharjo, Harjuno Wiwoho.

Namun para calon legislatif sudah terlebih dahulu masuk sebelum Perkades disahkan dan sejumlah warga sudah ada yang memberikan tanda tangan ke salah satu caleg.

Gerakan ini sempat ditentang sejumlah warga, kata Zaki, karena uang yang ditawarkan merupakan tambahan biaya yang bisa diterima warga setiap ada pesta demokrasi.

"Susah memang. Lalu saya bilang untuk membersihkan diri, keluarga dan berinvestasi untuk masa depan anak bangsa. Undang-undang pemilu jelas melarang praktik ini, dan dalam agama pun jelas politik uang itu dilarang," kata Zaki kepada wartawan di Yogyakarta, Yaya Ulya yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.