Ketua BPN Klaim Prabowo Menang Telak, Waketum PAN: Memanasi Situasi

Anggota Komisi VII DPR RI Bara Hasibuan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalis

VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Bara Hasibuan merespons ucapan Ketua Badan Pemenangan Nasional atau BPN, Djoko Santoso yang mengklaim bisa meraih kemenangan 80 persen bila tak ada kecurangan. Ia menilai, tindakan tersebut justru memanasi situasi.

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

"Itu kan malah jadi memanasi situasi. Dalam hal ini, Pak Djoko Santoso harusnya bisa menggambarkan realitas," kata Bara di gedung DPR, Jakarta, Kamis 25 April 2019.

Dia menambahkan, seharusnya Djoko justru mengondisikan para pendukung agar hasil Pemilu menjadi hal yang harus diterima. Ia mengingatkan, perhitungan suara masih berlangsung hingga sekarang. Sebaiknya, tak ada klaim kemenangan tanpa didukung data valid.

Suami Sandra Dewi Tersandung Korupsi Timah, Aiman Senang Kasusnya Disetop 

"Jadi, harus menempatkan kepentingan bangsa dan menghormati proses demokrasi yang masih berlangsung. Jangan kita melakukan klaim kemenangan, tetapi tanpa data valid dan kredibel," tutur Bara.

Kemudian, ia mengingatkan, hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin. "Apalagi, kalau klaim tersebut bertentangan dengan hasil hitung cepat yang menurut sejarah dalam beberapa kali pemilu terakhir ini sudah ada," kata Bara.

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

Menurutnya, dari pengalaman pemilu sebelumnya hasil quick count terbukti konsisten. "Hampir bisa dikatakan akurasinya 90 persen sama dengan hasil KPU," kata Bara.

Sebelumnya, Ketua BPN, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso mengatakan, keinginan masyarakat untuk perubahan di Indonesia sudah tak terbendung.

Menurut Djoko, keinginan perubahan dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang saat pemilu memilih Prabowo-Sandi.

Djoko juga mengklaim, kemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 ini sebenarnya dapat tembus di angka 75-80 persen. Namun, sayangnya proses pemilu ini penuh dengan kecurangan dan ketidakadilan. Hal itu, kata dia, membuat suara Prabowo-Sandi tergerus. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya