Prabowo Undang Media Asing, TKN: Katanya Anti Asing

Calon presiden Prabowo Subianto
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA – Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani, menyindir calon presiden Nnomor 02 Prabowo Subianto yang mengundang media asing untuk bicara terkait dinamika politik nasional. Menurut Arsul, sikap Prabowo dinilai berlebihan.

Prabowo Minta Pendukungnya Tak Lakukan Aksi di MK

Arsul menyebut selama kampanye, eks Pangkostrad ABRI itu dianggap mengistimewakan media asing ketimbang media nasional.

"Lah, kan katanya anti asing, kok sekarang bicaranya dengan pihak asing?" kata Arsul di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 8 Mei 2019.

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres

Arsul memandang, saat ini adalah era keterbukaan. Baginya informasi baik itu dalam pemberitaan atau pun di media sosial berimbang mewartakan kegiatan setiap calon presiden atau calon wakil presiden.

"Saya lihat juga bervariatif kok. Saya ikuti (berita) dari Twitter ada yang memang terlalu miring ke 01, ada juga yg miringnya ke 02. Ada yang di tengah-tengah saja. Semua punya kesempatan," kata Arsul yang juga Sekjen PPP ini.

Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam

Sebelumnya calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto  menggelar pertemuan dengan wartawan media asing, komunitas asing, dan kedutaan besar dari negara sahabat di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 6 Mei 2019.

Baca: Di Hadapan Media Asing, Prabowo Ungkap Pemilu Penuh Kecurangan

Saat pertemuan, Ketua Umum Partai Gerindra itu, mengajak berdialog terkait masalah perjalanan demokrasi di Indonesia. Ia turut menyoroti, adanya kecurangan Pilpres 2019 yang sangat terstruktur, sistematis, dan masif.

"Pada intinya, kami mencoba untuk menjelaskan kepada warga dunia dan Indonesia tentunya, bahwa kami mengalami pemilu dengan aksi kecurangan yang terbuka dan terbukti melenceng dari norma demokrasi," kata Prabowo.

Prabowo menegaskan, demokrasi dengan segala kepentingannya adalah satu-satunya penjamin kedamaian di kehidupan politik sebuah negara. Demokrasi adalah tanda kedewasaan perkembangan sebuah negara.

"Tanda kedewasaan, tanda peradaban, tanpa demokrasi, perubahan kekuasaan biasanya berakhir dengan pendekatan fisik dan seringkali brutal dan menggunakan kekerasan. Inilah yang selalu kami coba hindari," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya