Ada Anomali Suara PKS, Sohibul Iman: Bukan Karena Prabowo-Sandi

Presiden PKS Sohibul Iman pada pertemuan halal bi halal sekaligus tasyakuran.
Sumber :
  • Reza Fajri

VIVA – Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sohibul Iman, memastikan bahwa kenaikan suara partainya pada Pemilu 2019 bukan karena efek ekor jas atau coat tail effect dari Prabowo-Sandiaga Uno. Pada pemilihan Presiden 2019, PKS tidak mengusung kadernya.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Melihat-melihat lima partai yang mengalami kenaikan suara, tiga partai bisa dikatakan kenaikannya dikarenakan ada coat tail effect dari (pemilihan) presiden (PDIP, PKB dan Gerindra)," kata Sohibul pada pertemuan Halal bi Halal sekaligus Tasyakuran Milad ke-21 PKS di Jakarta Selatan, Minggu 23 Juni 2019.

Menurut Sohibul, suara PKS masih menjadi anomali dalam perpolitikan nasional. Meski diakui ada anomali peningkatan, dan kenaikan suara PKS tidak ada kaitan dengan calon yang diusung untuk pilpres.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Lah terus PKS karena apa naiknya? Orang bingung, duit juga enggak punya kok PKS. Ini agak sulit dianalisis," ujarnya.

Sohibul menilai kenaikan suara PKS bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Tapi demikian, mantan Wakil Ketua DPR ini tidak bisa menyebutkan faktor-faktor itu.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Nah bagi kita, yakin bahwa kenaikan ini semuanya adalah karunia dari Allah SWT. Dengan sebab yang multifactor, yang faktor-faktornya sangat banyak," katanya.

Sohibul menyampaikan PKS mengalami peningkatan hingga tiga juta suara. Karena itu, PKS mengajak seluruh kader untuk bersyukur dan mengapresiasi berbagai pihak terkait peningkatan suara ini. (ren)

Ilustrasi persiapan logistik untuk pilkada.

PKS Tak Jagokan Anies Baswedan Maju Pilkada DKI tapi Tiga Sosok Ini

PKS DKI Jakarta mengusulkan tiga nama untuk maju dalam Pilkada 2024. Ketiga nama itu merupakan kader partai yang dianggap memiliki peluang untuk memimpin Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024