VIVA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, tidak masalah apabila partai-partai di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf pada akhirnya bergabung masuk ke kabinet. Namun, posisi mereka tidak boleh sama dengan partai koalisi.
"Bikin gerbong kecil," kata Jazilul di tvOne, Selasa 2 Juli 2019.
Jazilul menganalogikan di dalam kereta, ada jenis kereta barang, ada pula kereta yang mengangkut penumpang. Karena itu, perlakuan terhadap mereka harus dibedakan, meskipun tujuannya sama.
"Nanti, berbeda pandangan kalau satu gerbong, jadinya keluar masuk. Jadi, jangan disamakan," kata Jazilul.
Sementara itu, pengamat politik Hendri Satrio juga menganalogikan situasi jelang penyusunan kabinet Jokowi yang baru seperti sebuah rumah. Di dalam rumah itu, tentu saja ada tuan rumah dan para pekerja.
Menurutnya, dalam konteks penyusunan kabinet seperti saat ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan PKB adalah tuan rumah. Sedangkan yang lain-lain, adalah tamu.
"Kalau ada orang bertamu, tamu disuguhi kue terenak. Para pekerja dapat kue enggak? Belum tentu," kata Hendri.
Hendri mengatakan, tamu adalah raja. Nah, biasanya kue-kue terenak diberikan terlebih dahulu ke tamu. Untuk si pekerja, tergantung tuan rumah. Bila kuenya masih tersisa, tuan rumah bisa memberikan kue itu atau juga tidak memberikannya.
Terlepas dari itu, Hendri berpendapat, terlalu kuno bila rekonsiliasi hanya dipandang Jokowi sebatas bagi-bagi kursi. Penyusunan kabinet, juga terkait dengan kepentingan bangsa Indonesia atau rakyat seluruhnya. (asp)