Restu Jokowi Jadi Penentu Pemilihan Ketum Golkar

Pembukaan Munaslub Partai Golkar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A

VIVA - Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Bambang Soesatyo disebut merupakan sinyal positif menuju kursi ketua umum Partai Golkar. Bambang yang merupakan kandiat kuat calon ketua umum di forum Musyawarah Nasional nanti, seakan memperlihatkan tengah berlomba meminta restu kepada Jokowi.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Bunda Mulia (UBM), Silvanus Alvin, pertemuan Bamsoet -sapaan Bambang- ke Istana Negara baru-baru ini serupa dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang mendatangi Jokowi di Istana Bogor.

"Baik Bamsoet dan Airlangga, keduanya akan memperebutkan Jokowi's favor atau restu Jokowi. Jokowi's favor ini penting karena hal ini yang akan jadi acuan bagi kader-kader Golkar yang memegang hak pilih nanti,” kata Alvin saat dihubungi, Rabu 17 Juli 2019.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

Alvin pun merinci dari berbagai pemberitaan dan informasi, terdapat pembeda di antara Bambang dan Airlangga ketika menemui Jokowi. Peraih gelar master bidang Media dan Public Relations dari University of Leicester itu mengatakan kebiasaan Jokowi dalam memberi isyarat ke publik.

Ia menyoroti pertemuan Bamsoet yang berlangsung dua jam dengan Jokowi, sementara Airlangga tidak lebih dari satu jam.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

"Untuk saat ini posisi Bamsoet memang berada di atas angin karena ada efek positif pasca-pertemuannya dengan Jokowi,” katanya.

Dari pertemuan juga bisa dijabarkan, ketika Bamsoet menghadap Jokowi secara empat mata. Jokowi dianggap melihat Golkar sebagai partai pendukung butuh kenyamanan.

Di sisi lain, saat Jokowi menerima Airlangga, turut memboyong hampir seluruh Ketua DPD Golkar Indonesia, yang notabene serupa dilakukan partai-partai koalisi lain di waktu tak terpaut jauh. Meski demikian, ia mengatakan, posisi keduanya belum aman hingga Munas Desember mendatang.

"Bila pertemuan hanya sebentar, ya dapat diartikan kurang nyaman. Apalagi Jokowi ini tipe politisi yang mengedepankan 'kerja, kerja dan kerja' sehingga waktu itu sangat berharga," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya