Pilih Menteri, Presiden Jokowi Diminta Ikuti Saran Buya Syafi'i

Presiden Jokowi pimpin Sidang Kabinet Paripurna
Sumber :
  • Cahyo/Biro Pers-Setpres

VIVA – Hingga kini, Presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo, masih menyusun kabinet di periode keduanya. 

Disebut Menteri Terbaik Hasil Lembaga Survei, Prabowo: Itu Jadi Beban

Sejumlah partai, terang-terangan menyetorkan nama kadernya untuk dipilih. Tak sedikit juga, draf susunan kabinet bermunculan di media sosial, meski hal itu dibantah pihak Istana. 

Namun, banyak yang memberi masukan ke Jokowi, agar menteri ke depan adalah yang berintegritas. Bukan, justru politik dagang sapi, bagi-bagi jatah. 

Setelah Jokowi Marah Besar

Menurut Deklarator Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB), David Krisna Alka, sebaiknya Jokowi selalu mengingat pesan cendekiawan muslim Ahmad Syafi'i Maarif atau Buya Syafi'i. 

"Ya, dalam berbagai kesempatan, Buya Syafi’i berpesan supaya Pak Jokowi menjauhi politik dagang sapi, ketika menunjuk anggota kabinet nanti," kata David, yang juga peneliti Senior MAARIF Institute, saat dihubungi, Sabtu 20 Juli 2019.

Kerap Disebut 'Menteri Segala Urusan', Ini Kata Luhut

Dalam politik, memang harus dipahami bahwa akan ada jatah atau akomodir kader partai. Sebab, dalam pemilihan presiden juga sudah berkoalisi. 

Hanya saja, jangan sampai tersandera oleh kepentingan untuk mengakomodasi semata. David mengatakan, Presiden Jokowi tidak boleh asal-asalan dalam menunjuk orang-orang di kabinet mendatang. 

"Presiden harus memilih menteri yang memiliki kompetensi, profesional, dan integritasnya tinggi, bukan integritasnya lembek," katanya. 

Pesan moral Buya Syafi'i, tambah David,  harus menjadi pedoman. Di mana, pembantu Presiden ke depan harus bermoral, memiliki visi bekerja, tanggung jawab besar, dan mengerti apa tugasnya. 

"Perlu banyak tokoh-tokoh baru yang cakap, muda, bersih, dan integritasnya mumpuni. Paling penting sesuai visi bangsa, yakni Pancasila dan UUD 1945," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya