Pengamat LIPI: Kepemimpinan Airlangga Lemah, Bamsoet Berhasil di DPR

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Dok. Partai Golkar.

VIVA – Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, menyatakan kalau perseteruan perebutan kursi pimpinan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet tidak dapat dipungkiri. Keduanya merupakan kandidat terkuat calon ketua umum partai berlambang pohon beringin itu. Dan keduanya juga memiliki basis dukungan yang solid.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

Kendati demikian, Lili menilai, kepemimpinan Airlangga Hartanto masih sangat lemah jika dibandingkan dengan Bambang Soesatyo alias Bamsoet di DPR. Hal itu terlihat dari kegagalan Airlangga memimpin Partai Golkar, sedangkan Bamsoet cenderung berhasil menakhodai DPR RI.

"Bambang sudah membuktikan ketika kepemimpinan di DPR ini mampu ternyata. Dia dari bawah karirnya, dari media massa, pengusaha, aktivis, terus masuk politik, kemudian puncak sekarang ketua DPR dan ketua DPR banyak terobosan. Penilaian DPR positif tadinya terpuruk. Peluang dia menjadi saingan berat Airlangga," kata Lili Romli di kawasan Jakarta Pusat, Minggu, 21 Juli 2019.

Airlangga Dapat Dukungan Satkar Ulama jadi Ketum Golkar Lagi, Didoakan Menang Aklamasi

Sementara Airlangga, lanjut Lili, secara kepemimpinan terlihat lemah ketika mengelola Partai Golkar dengan menurunnya suara partai dan berkurangnya kursi di DPR pada pemilu 2019. Penurunan suara Golkar dan berkurangnya kursi di parlemen, justru berbanding terbalik dengan NasDem yang notabene pecahan partai berlambang beringin itu. NasDem secara suara dan perolehan kursi di parlemen naik signifikan dibanding Pemilu 2014.

Tidak hanya itu, Lili juga menilai, prestasi Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian juga terlihat tidak menunjukkan keberhasilan yang menonjol. Sehingga, dari dua tolak ukur itu disinyalir akan menjadi bahan pertimbangan bagi kader Partai Golkar untuk menentukan pemimpin partai di masa mendatang.

Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat

"Memang terlalu low profile Pak Airlangga ini, memimpin partai enggak bisa seperti itu. Sebagai partai besar kan harus menunjukkan juga hasil kepemimpinan yang menunjukkan partai besar. Dia kan low profile saya lihat. Itu bisa jadi kemudian faktor-faktor titik lemah dia," ujarnya.

Lili mengungkapkan, tantangan pimpinan Partai Golkar ke depan cukup berat. Pasalnya, pemimpin partai mendatang harus mampu mengembalikan kepercayaan seluruh kader partai di tengah menurunnya perolehan suara dan kursi di parlemen. Dengan demikian, kata Lili, siapa saja calon ketua umum Partai Golkar, dia harus mampu mengkonsolidasikan kembali kekuatan partai.

"Memang yang tepat memang dicari tokoh bisa mempersatukan. Sekarang tantangan untuk kepemimpinan Golkar itu dua. Pertama, mengembalikan kepercayaan kepada Golkar yang terpuruk dirundung konflik terus pecah. Sekarang turun suaranya gimana gitu bisa lanjut. Kedua bisa mempersatukan di antara faksi yang ada. Silakan peserta (caketum) itu bersaing," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya