PDIP Prediksi Tiga Skenario Perebutan Kursi Pimpinan MPR

Ilustrasi PDIP
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

VIVA – Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno memprediksi peta politik memperebutkan kursi pimpinan MPR. Ia memperkirakan ada tiga 'skenario' dalam pemilihan pimpinan MPR.

Analisis Komunikasi Politik dalam Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati

"Mari kita lihat konstelasinya, konstelasinya di DPR sekarang hanya 9 fraksi di periode 2019-2024 plus kelompok DPD," kata Hendrawan dalam diskusi di kompleks parlemen, Jakarta, Senin 22 Juli 2019.

Ia menyebutkan tiga kemungkinan. Pertama, aklamasi. Pada skenario ini, dibutuhkan figur. Contohnya pada 2009, ada sosok Taufik Kiemas yang dianggap memiliki komunikasi politik yang begitu hebat. Maka itu, suami Megawati Soekarnoputri itu dinilai layak menjadi ketua MPR.

Pidato Wajah dan Fisik di Gelora Bung Karno

"Menjadi jembatan kebangsaan antarfraksi dan kelompok-kelompok yang berbeda pandangan. Kalau dilihat dari nama-nama yang beredar, minta maaf, kelihatannya aklamasi agak susah figur-figurnya yang beredar," tutur Hendrawan.

Ia melanjutkan ekstrem atau skenario kedua, pertarungan akan terjadi dengan usulan tiga paket pimpinan MPR. Tiap paket terdiri atas tiga fraksi ditambah dengan DPD.

Andri Arief Kritisi Luhut soal Pendukung Demokrat Minta Pemilu Ditunda

"Paket yang di tengah, ini paket menurut saya yang bisa disusun dengan prediktabilitas kemenangan yang cukup jelas," kata Hendrawan.

Ia melanjutkan 'skenario' terakhir, misalnya ada paket yang terdiri atas tiga partai pemenang pemilu. Misalnya, PDIP yang memiliki 129 kursi, Golkar 85 kursi, Gerindra 81 kursi, dan DPD menjadi satu paket. Maka, jumlahnya sudah 300 lebih dan plus satu dari DPD.

"Maka sebelum masuk ke persidangan Paripurna sudah bisa diduga, 4 plus 1 DPD, hampir dipastikan angkanya di atas 360 dan sudah pasti menang karena anggota MPR 711," ujar Hendrawan.

Menurutnya, dari tiga opsi tersebut bisa dilihat mana yang paling mungkin. Selebihnya, semua bisa berspekulasi dan memprediksi. Sebab, setiap partai punya kepentingan masing-masing.

"Masing-masing partai punya kepentingan yang berbeda dan silakan buat simulasi melalui teori permainan dan teori konspirasi atau bangunan-bangunan yang tersisa dari," tutur Hendrawan.

Ia mengatakan, saat ini komunikasi dilakukan secara intensif. Persoalan ini dianggap menarik karena hampir semua partai mengusung kadernya. Namun, ia mengingatkan agar menjadi pimpinan MPR ini juga disertai dengan mempromosikan program strategis yang akan dijalankan.

"Tolong fraksi-fraksi di MPR ini, mulai mewacanakan apa yang mau mereka kerjakan. Kalau mereka duduk sebagai pimpinan MPR, program strategis seperti apa yang dikerjakan jangan ngomong doang, 2019-2024 itu MPR mau apa, apakah MPR mau tidur lagi," ujar Hendrawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya