Sandiaga Uno Tak Dilibatkan dalam Pertemuan Megawati-Prabowo

Sandiaga Salahuddin Uno
Sumber :
  • VIVA/ Ridho Permana.

VIVA – Calon wakil presiden 02, Sandiaga Uno mengaku tidak dilibatkan dalam pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindara, Prabowo Subianto. 

Sandiaga Khawatir Gelombang Ketiga Corona yang Lebih Dahysat

Pria yang akrab dipanggil Sandi itu menceritakan, Prabowo menyampaikan rencana pertemuan dengan Megawati kepadanya, satu hari sebelum pertemuan dengan Mega. Ketika itu, dia baru pulang kembali ke Indonesia.  

"Pak Prabowo telepon, menyampaikan akan ada pertemuan dan tinggal menunggu waktu, dan Pak Prabowo sampaikan, kalau tidak ada perubahan, pertemuan itu akan terjadi besok. Dan, Pak Prabowo menyampaikan pakai bahasa Inggris bahwa this meeting will not include you (pertemuan ini tidak melibatkan kamu)," kata Sandi dalam acara Indonesia Lawyers Club di tvOne, Selasa malam, 30 Juli 2019. 

Sandiaga Sarankan Khofifah-Risma 'Tidak Berpolitik' untuk Lawan Corona

"Jadi, saya memang tidak dilibatkan dalam pertemuan itu dan menurut saya Pak Prabowo sangat terbuka," lanjutnya. 

Sandi mengaku menyambut baik pertemuan Prabowo-Mega. Demikian juga, pendukung kedua kubu, meski ada sebagian pendukung Prabowo menyesalkan pertemuan itu. 

Sebar Lokasi CFD, Sandiaga Sebut Kebijakan Tepat

"Tapi setelah saya temukan satu persatu (pendukung Prabowo yang kecewa) mereka dapat mengerti, karena saya jelaskan ini untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya. 

Namun, terkait potensi Partai Gerinda bergabung dengan koalisi pemerintahan, dia berharap, Partai Gerindra bisa berada dalam posisi di luar pemerintahan. Sandi menginginkan, ada partai di luar pemerintahan yang bisa memberikan koreksi positif dan bersahabat terhadap kebijakan pemerintah. 

"Saya percaya ini yang diinginkan masyarakat, agar ada satu elemen masyarakat di luar pemerintahan untuk memberikan masukan suatu input yang kritis dan konstruktif," katanya. 

Meski begitu Sandi menyadari, posisi oposisi tentunya berada di tangan Prabowo dan partai-partai koalisi 02. 

"Karena ada 68 juta lebih yang menjatuhkan pilihan kepada Prabowo-Sandi yang menginginkan perubahan. Kalau semua ada di pemerintahan, lalu siapa yang bisa bicara apa yang mewakili harapan rakyat," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya