Jatuh Bangun La Nyalla, Ketua DPD RI 2019-2024 yang Kontroversial

Mantan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti.
Sumber :
  • VIVA/Rahmad Noto (17-12-18)

VIVA – Sebanyak 136 anggota Dewan Perwakilan Daerah atau DPD 2019-2024 sudah dilantik pada malam hari kemarin, Selasa 1 Oktober 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan. Lalu setelah pemilihan yang berlangsung secara musyawarah mufakat, terpilihlah empat nama yang menduduki kursi pemimpin empat sub-wilayah.

PSSI Tempuh Jalur Tak Normal Supaya Nathan Tjoe-A-On Bela Timnas U-23 Indonesia di Perempat Final

Mereka adalah Sultan Bachtiar Najamuddin mewakili Wilayah Barat I, La Nyalla Matalitti perwakilan Wilayah Barat II, Mahyudin perwakilan Wilayah Timur I, serta Nono Sampono mewakili Wilayah Timur II.

Proses berlanjut untuk memilih ketua DPD RI dari salah satu keempat ketua sub-wilayah tersebut. Keempat kandidat pun menyampaikan visi-misinya sebagai calon Ketua DPD. Namun kali ini pemilihan berjalan alot, enggak tercapai kata mufakat melalui musyawarah, sehingga voting menjadi jalan terakhir.

Dedi Mulyadi Tegaskan Prabowo-Gibran Menang Bukan karena Bansos: Semoga No Debat!

La Nyalla keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara terbanyak dibanding tiga pesaingnya. Ketua Pemuda Pancasila Jawa Timur itu meraup 47 suara, disusul Nono Sampono 40 suara, Mahyudin 28 suara serta Sultan Bachtiar dengan 18 suara.

"Berdasarkan voting, yang tertinggi dengan persetujuan sidang paripurna yaitu Ketua La Nyalla Mattalitti, Wakil Ketua I Nono Sampono, Wakil Ketua II Mahyudin, Wakil Ketua III Sultan Bachtiar," kata pimpinan sidang sementara Sabam Sirait dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa malam 1 Oktober 2019, dikutip dari VIVAnews.

Jawaban PSSI soal Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23 di 8 Besar Piala Asia

La Nyalla sendiri punya rekam jejak yang cukup kontroversial. Mengawali sukses sebagai pengusaha di Jawa Timur, kemudian menjadi petinggi PSSI hingga terjun ke dunia politik. Ia juga mengaku terlibat dalam penyebaran hoax Jokowi hingga janji potong leher jika sampai Jokowi kalah di Madura saat Pilpres 2019.

Pengusaha sukses

Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu besar dari keluarga berpendidikan dan pengusaha. Di masa muda, dia pernah kerja serabutan sebagai sopir angkot. Awal usaha di 1989 La Nyalla sempat merugi hingga Rp180 juta, yang dibayarnya dengan mencicil Rp250 ribu per bulan.

Enggak menyerah berusaha, akhirnya ia sukses menggelar Surabaya Expo yang memantapkan statusnya sebagai pengusaha. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Timur.

Duduki pucuk pimpinan PSSI

Namanya makin melejit ketika berkiprah di PSSI. La Nyalla sempat menjabat Komite Eksekutif (Exco), Wakil Ketua Umum PSSI, hingga akhirnya berhasil menjabat sebagai Ketua Umum PSSI (2015 - 2016).

Tapi saat menjabat, ia tersandung kasus korupsi dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ia masih menjadi Ketua Kadin Jatim. Penetapannya sebagai tersangka membuat La Nyalla dipaksa mundur dari jabatan ketua lewat Kongres Luar Biasa PSSI.

Sempat jadi buron

Pada 2016, Kejaksaan Agung menjerat La Nyalla dengan dugaan penyelewengan dana hibah Rp5,3 miliar untuk Kadin Jatim di 2009. Diduga hal itu berlangsung di bawah kepemimpinan La Nyalla.

Setelah menyandang status tersangka, dia sempat melarikan diri ke Singapura. Selama dalam pelarian, ia mengajukan praperadilan untuk menggugat penetapan tersangkanya yang dikabulkan oleh pengadilan. Setelah pemerintah Singapura mendeportasinya, La Nyalla kembali ke Indonesia. Dalam sidang Pengadilan Tipikor, ia mendapat vonis bebas.

Mahar Rp40 miliar

La Nyalla pernah menjadi tim sukses Prabowo Subianto untuk dua periode dan menjadi bagian Partai Gerindra. Tapi ia membuat pengakuan mengejutkan di tahun 2018 lalu.

Ia mengaku dimintai mahar politik Rp40 miliar diduga oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo. Mahar itu jika ia mau dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Timur. Tuduhan tersebut dibantah oleh Gerindra yang menyebutnya gagal mencari partai koalisi di Pilkada Jatim.

Penyebar hoax Jokowi

Hengkang dari Gerindra ia berlabuh pada Partai Bulan Bintang (PBB) yang mendukung Jokowi. Lagi-lagi ia membuat pengakuan heboh. Ia mengungkap telah menyebar fitnah soal Jokowi saat ia masih menjadi timses Prabowo-Hatta.

Hoax yang dia sebar antara lain, Jokowi anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), bergama Kristen, serta keturunan China. Dia juga membantu penyebaran tabloid Obor Rakyat hingga 100 truk.

Kini setelah terpilih sebagai ketua DPD RI, La Nyalla dipercaya memimpin institusi yang lahir dari reformasi itu untuk masa jabatan 2019-2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya