Fahri Hamzah Ibaratkan KPK seperti FBI, Ada Unsur Superpower Syndrome

Fahri Hamzah.
Sumber :
  • VIVA/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengibaratkan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi RI seperti kisah Pendiri FBI J. Edgar Hoover di Amerika Serikat.

KPK Bilang Begini Usai Mahfud MD Ingin Ganti Nama KPK

Fahri mengungkapkan pernyataan itu saat diwawancarai Deddy Corbuzier yang diunggah ke YouTube pada Sabtu, 26 Oktober 2019.

Fahri bisa dikatakan orang yang paling berani mengkritisi kinerja KPK ketika menjadi anggota legislatif. Bahkan, ia menyebut KPK diduga bermain bisnis kasus dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki KPK.

Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto

Makanya, Fahri mengibaratkan pola kerja KPK itu sama dengan gaya Edgar Hoover ketika diberikan jabatan sebagai Direktur Pertama Federal Bureau of Investigation (FBI) di Amerika Serikat.

“Saya penggemar baca sejarah. Saya baca riwayatnya Edgar Hoover di Amerika Serikat. Dia pendiri FBI,” kata Fahri seperti dilansir Senin, 28 Oktober 2019.

Jokowi Bakal Pilih Pengganti Firli Bahuri dari Calon Pimpinan KPK Tidak Terpilih 2019

Menurut dia, Edgar Hoover ialah public hero sama seperti KPK. Karena waktu itu, kata dia, Amerika dalam ancaman komunisme atau mengalami berbagai goncangan yang banyak, termasuk mafia-mafia korupsi.

“Akhirnya, Edgar Hoover tiap hari minta kewenangan lebih kepada presiden dan kepada kongres,” ujarnya.

Tapi, kata Fahri, Edgar blackmail (memeras) dulu Presiden Amerika sebelum mengajukan permohonan agar kewenangannya itu ditambah. Makanya, Edgar memperlihatkan sebuah dokumen setiap Presiden Amerika datang.

“Nah, dokumen itu adalah cacatnya Presiden Amerika yang baru dilantik. Sehingga sampai tujuh Presiden Amerika, itu memperpanjang Edgar Hoover dalam pekerjaannya kayak begitu, public figure,” kata dia.

Ternyata, Fahri melihat orang yang pola kerjanya seperti itu memiliki unsur sakit jiwa. Sebab, dia memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya itu.

“Ya kira-kira begitu (super power syndrom),” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya